SpaceX kembali menunda peluncuran Satelit Nusantara Lima untuk ketiga kalinya, setelah upaya yang dijadwalkan pada Rabu, 10 September 2025 waktu Orlando. Penundaan ini terjadi akibat beberapa faktor, termasuk cuaca buruk dan masalah teknis pada roket Falcon 9 yang seharusnya mengantarkan satelit tersebut. Keputusan ini tentu mengecewakan bagi PT Pasifik Satelit Nasional (PSN) dan semua pihak yang menantikan peluncuran yang telah direncanakan dengan matang ini.
Sebelumnya, jadwal peluncuran ditetapkan pada 8 September 2025, namun telah mengalami penundaan beberapa kali. Cuaca buruk dengan adanya awan cumulonimbus dan risiko petir menjadi tantangan utama. Setiap kali jendela peluncuran tiba, kondisi cuaca tidak mendukung, hingga membuat tim SpaceX terpaksa membatalkan peluncuran mendekati hitung mundur, bahkan saat waktu tersisa hanya 30 detik.
Menurut laporan dari Florida Today, cuaca mendukung peluncuran hanya diperkirakan berkisar antara 30 hingga 45 persen. Ancaman badai petir juga menjadi perhatian serius bagi para ahli meteorologi. Pada hari Selasa, 9 September, ketika peluang lepas landas dibuka, situasi cuaca tidak menunjukkan perbaikan. Angin kencang yang berkecepatan 35 hingga 45 mph di area badai menjadi faktor pendorong pembatalan.
Elon Musk, CEO SpaceX, telah mengungkapkan komitmennya untuk memastikan keselamatan dalam setiap peluncuran. Tim SpaceX melakukan verifikasi tambahan atas komponen roket yang tidak memenuhi standar setelah upaya peluncuran sebelumnya dihentikan. Peluncuran ulang kini dijadwalkan pada Kamis, 11 September, dengan dua jendela waktu yang telah ditentukan, masing-masing dari 18.59 hingga 20.59 waktu setempat dan kesempatan cadangan pada 12 September, jika kondisi cuaca memungkinkan.
Misi Satelit Nusantara Lima
Satelit Nusantara Lima, yang dibangun oleh Boeing dengan platform satelit 702MP, merupakan misi penting untuk meningkatkan konektivitas di seluruh Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Dengan kapasitas lebih dari 160 gigabyte per detik (Gbps), satelit ini dirancang untuk menjangkau daerah-daerah yang kurang terlayani dan mendukung konektivitas di lokasi-lokasi terpencil, termasuk rumah sakit dan sekolah.
Misi ini merupakan bagian dari strategi pemerintah Indonesia untuk menanggulangi kesenjangan digital. Satelit ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2026. Selain melayani kebutuhan internet di Indonesia, Nusantara Lima juga ditargetkan untuk memberikan akses tambahan ke negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina.
Dampak Penundaan pada Akses Internet
Penundaan peluncuran ini berpotensi berdampak negatif terhadap rencana pengembangan infrastruktur komunikasi di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan akses digital, terutama pasca-pandemi, kehadiran satelit ini diharapkan dapat membenahi situasi komunikasi di daerah terpencil. Satelit Nusantara Lima diharapkan dapat membantu menjembatani kesenjangan infrastruktur komunikasi, memberi akses internet yang andal dan berkualitas.
Kendala yang dihadapi saat ini menunjukkan kompleksitas peluncuran satelit dan pentingnya mematuhi standar keselamatan yang tinggi. Meski saat ini ada beberapa masalah yang harus dihadapi, peluang untuk mewujudkan misi ini tetap ada jika semua pihak bekerja sama dan optimis terhadap perbaikan kondisi cuaca dan teknis.
Dengan berbagai rencana ini, SpaceX dan PSN tetap berkomitmen untuk menjadikan peluncuran Satelit Nusantara Lima sebagai landmark bagi kemajuan teknologi komunikasi di Indonesia. Harapan besar tertumpu pada kesuksesan misi ini untuk membawa perubahan yang signifikan dalam akses internet dan komunikasi di seluruh wilayah tanah air.





