NASA Temukan Petunjuk Kehidupan di Batuan Purba Kawah Jezero Mars

NASA baru saja mengungkap penemuan yang menarik terkait kemungkinan adanya kehidupan di Mars, hasil dari penjelajahan Rover Perseverance. Penemuan ini berfokus pada batuan purba yang ditemukan di Kawah Jezero, yang dulunya merupakan delta sungai purba, dan diharapkan menyimpan petunjuk tentang lingkungan yang mungkin dapat mendukung kehidupan mikroba.

Rover Perseverance, yang diluncurkan pada tahun 2020, memiliki misi utama untuk menjelajahi geologi Mars dan menilai potensi kelayakan hidup di planet merah tersebut. Setelah mendarat di Kawah Jezero pada Februari 2021, rover ini mulai menganalisis formasi geologi di sekitarnya, termasuk singkapan batu lumpur dari formasi Bright Angel. Penelitian yang dilakukan oleh tim sains Mars 2020 menunjukkan hasil yang signifikan, di mana data terbaru memberi indikasi kuat mengenai kemungkinan adanya kehidupan mikroba masa lalu di Mars.

Menurut laporan yang dilansir dari CNN Science, pola yang menyerupai bintik-bintik pada batu yang diambil dari lokasi bernama Cheyava Falls oleh Perseverance mungkin merupakan hasil dari aktivitas biologis. Temuan ini diumumkan secara resmi pada 10 September 2025 dan juga dipublikasikan dalam jurnal Nature. “Temuan ini sangat mungkin menjadi tanda paling jelas tentang keberadaan kehidupan yang pernah kita temukan di Mars,” ucap Sean Duffy, Administrator NASA, menambahkan bahwa meskipun penemuan ini tantalizing, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan.

Pola di batu Cheyava Falls diyakini terbentuk ketika aliran sungai purba mengangkut lumpur dan material organik yang kemudian mengendap. Dr. Katie Stack Morgan, ilmuwan proyek Perseverance, menjelaskan bahwa area tersebut mungkin pernah menjadi lingkungan yang dapat dihuni, dengan dinamika yang berubah-ubah menciptakan danau dengan energi rendah yang kemudian meninggalkan jejak dalam bentuk batuan yang ada saat ini.

“Batuan purba ini memberi kita jendela menuju masa ketika kehidupan mulai berkembang,” tambahnya. Namun, meskipun para peneliti melihat bukti-bukti yang menarik, mereka tetap menegaskan perlunya pengumpulan lebih banyak data sebelum dapat mengonfirmasi adanya kehidupan biologis.

Laporan dari ahli geosains Joel Hurowitz juga menyoroti bahwa analisis mengenai bintik-bintik tersebut menunjuk pada kemungkinan adanya proses biologis. Dia menegaskan bahwa karakteristik tersebut umumnya dihasilkan dari aktivitas metabolik mikroba yang mengubah material organik menjadi mineral melalui reaksi tertentu. Walaupun begitu, tidak ada penemuan fosil langsung yang dapat mengonfirmasi keberadaan kehidupan mikroba di sana.

Penelitian ini terus berlanjut, dengan para pakar berupaya untuk memahami lebih dalam, baik dari segi geologi maupun potensi biologis dari sampel yang telah diambil. Meski saat ini sampel Cheyava Falls tersimpan aman di Mars, ilmuwan berharap suatu hari nanti sampel tersebut dapat diolah di laboratorium di Bumi untuk analisis lebih lanjut.

Kegiatan penelitian ini bukan hanya menggugah rasa ingin tahu ilmuwan, tetapi juga menawarkan gambaran tentang sejarah kemunculan kehidupan di Bumi dan potensi kehadiran kehidupan di planet lain. “Kami benar-benar menunjukkan langkah maju untuk menjawab salah satu pertanyaan terdalam umat manusia: Apakah kita benar-benar sendirian di alam semesta?” ujar Nicky Fox, Associate Administrator untuk Direktorat Misi Sains NASA.

Dengan penemuan ini, harapan untuk menemukan bukti-bukti kehidupan di Mars semakin mendekati kenyataan, meskipun pekerjaan besar masih menanti guna mengungkap tuntas misteri yang telah menggelitik penasaran para peneliti selama bertahun-tahun. Penemuan ini tidak hanya sesederhana batuan purba, tetapi juga membuka jendela kemungkinan baru mengenai keberadaan makhluk hidup di luar Bumi.

Exit mobile version