Perusahaan data cloud global, Snowflake, berencana melakukan ekspansi agresif di Indonesia pada tahun 2026. Dengan fokus utama pada pengembangan layanan komputasi awan berbasis kecerdasan buatan (AI), perusahaan ingin memanfaatkan potensi besar pasar Indonesia. Satchit Jogeklar, Managing Director ASEAN Snowflake, menyatakan bahwa pertumbuhan konsisten yang dialami di Indonesia mendorong langkah ini, yang akan menjadi salah satu fokus utama perusahaan di kawasan Asia Tenggara.
Satchit menjelaskan, “Tahun ke tahun, jumlah tim kami di Indonesia sudah berlipat ganda, begitu juga dengan jumlah pelanggan. Laju ini masih akan berlanjut mengingat potensi pasar yang begitu besar.” Konsistensi pertumbuhan ini memberi keyakinan bagi perusahaan untuk mengejar target bisnis yang semakin agresif pada 2026. Snowflake berupaya memperluas layanan, meningkatkan kapabilitas, dan memperdalam penetrasi di berbagai sektor industri.
Strategi yang dirumuskan Snowflake terdiri dari tiga pilar utama. Pertama, perusahaan akan membangun tim yang lebih besar dengan fokus untuk mendukung kebutuhan unik pelanggan di Indonesia. Kedua, Snowflake akan menggandeng perusahaan konsultan lokal, integrator sistem data dan AI, serta mitra global, termasuk penyedia layanan cloud seperti AWS, untuk mempercepat transformasi digital. Ketiga, perusahaan akan meluncurkan program peningkatan kompetensi data dan AI bagi komunitas, mulai dari mahasiswa hingga profesional.
Program seperti One Platform Program dirancang untuk mendorong adopsi teknologi data di seluruh lapisan masyarakat. Satchit menekankan bahwa ekspansi ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun fondasi ekosistem data dan AI yang berkelanjutan di Indonesia. “Bukan hanya soal perekrutan, tapi juga bagaimana Snowflake bisa menjawab kebutuhan data Indonesia lewat kolaborasi dengan ekosistem lokal dan global serta investasi pada talenta digital,” ujarnya.
Snowflake juga berfokus pada cara-cara praktis untuk membantu organisasi di Indonesia mengatasi berbagai tantangan. Melalui platform terpadu yang disediakan, perusahaan berupaya menyederhanakan kompleksitas, meningkatkan efisiensi biaya, dan memudahkan implementasi AI. Salah satu contoh keberhasilan adalah proyek Self-Service Analytics yang didukung oleh Snowflake, di mana Evermos berhasil meningkatkan jaringan resellernya dan menggandakan wawasan berbasis data.
Di sisi lain, XLSMART sukses melakukan migrasi dua petabyte data dalam waktu kurang dari lima bulan. Proyek ini memberikan peningkatan kinerja 2,5 kali lipat untuk laporan kritis dan pengurangan biaya sebesar 41%. Selain itu, Pupuk Indonesia Holding Company menggunakan AI Data Cloud untuk meningkatkan hasil panen para petani dengan menyediakan satu sumber data akurat yang dapat diakses secara luas, yang pada gilirannya mendorong pertanian berkelanjutan.
Satchit menggarisbawahi pentingnya migrasi dari data yang terpisah menjadi data yang terintegrasi dan cerdas. “AI Data Cloud Snowflake akan berfungsi sebagai jembatan yang memungkinkan berbagai organisasi untuk menghapus pengkotak-kotakan data, memobilisasi data secara aman,” kata Satchit. Dengan pendekatan ini, Snowflake berharap dapat menjadi pemimpin dalam transformasi digital di Indonesia.
Dengan langkah-langkah yang diambil ini, Snowflake menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya berkembang secara kuantitatif, tetapi juga memperkuat ekosistem digital di Indonesia melalui integrasi data berbasis AI. Semua upaya strategis ini diharapkan akan mendorong percepatan pertumbuhan di semua sektor, selaras dengan visi perusahaan untuk memanfaatkan teknologi bagi pengembangan ekonomi yang lebih baik.
