BMKG: Topan Ragasa Melemah dan Menjauhi Indonesia, Cuaca Aman

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa topan tropis Ragasa yang terbentuk di Laut Filipina kini mengalami pelemahan dan bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Dalam perkiraannya, dalam 24 jam ke depan, topan ini diprediksi menurun dari kategori 5 menjadi kategori 4, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 110 knot (205 km/jam). Lokasi terakhir topan ini terpantau sekitar 1.830 km sebelah utara Tarakan, Kalimantan Utara.

BMKG melalui laporan dari Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta yang diterbitkan pada Senin, 22 September 2025, menyatakan bahwa pergerakan topan Ragasa berarah ke barat-barat laut. Meskipun topan ini tidak langsung berdampak pada Indonesia, pihak BMKG tetap mengimbau masyarakat dan pelaku pelayaran untuk tetap waspada. Hal ini dikarenakan akan ada peningkatan tinggi gelombang di perairan utara Papua hingga Laut Filipina sebagai dampak tidak langsung dari fenomena cuaca ini.

Sejauh ini, BMKG juga sedang memantau adanya bibit siklon tropis baru dengan kode 92W, yang terbentuk di Samudra Pasifik barat, timur laut Papua. Namun, peluang bibit siklon ini berkembang menjadi siklon tropis yang signifikan dalam 24 hingga 72 jam ke depan masih tergolong rendah. Dengan demikian, BMKG menekankan bahwa masyarakat tidak perlu panik, tetapi tetap perlu mengikuti berita resmi dari lembaga terkait untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan cuaca ekstrem.

Kondisi cuaca ekstrem tetap dapat terjadi

Walaupun pergerakan topan Ragasa menjauhi Indonesia, BMKG mencatat bahwa tetap ada potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah. Peningkatan gelombang bisa berdampak pada kegiatan pelayaran dan aktivitas di perairan. Oleh karena itu, masyarakat di wilayah-wilayah yang terpengaruh dianjurkan untuk tidak lengah dan memperhatikan informasi dari BMKG secara berkala.

BMKG juga menegaskan pentingnya kesadaran akan informasi cuaca untuk mencegah terjadinya situasi berbahaya bagi masyarakat. Salah satu langkah yang disarankan adalah mengikuti ramalan cuaca harian dan menjadwalkan perjalanan dengan mempertimbangkan kondisi cuaca yang ada.

Pengaruh yang dirasakan di wilayah lain

Sementara itu, topan Ragasa diketahui telah memberikan dampak cukup signifikan di Filipina. Berita terbaru menyebutkan bahwa sekitar 10.000 warga terpaksa mengungsi akibat ancaman badai tersebut. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya bahaya yang ditimbulkan oleh fenomena cuaca ekstrem, meskipun pergerakannya menjauhi Indonesia.

Dengan berbagai dampak yang mungkin ditimbulkan, kewaspadaan masyarakat terhadap pelayaran dan aktivitas di laut menjadi krusial. BMKG terus melakukan pemantauan dan memberikan informasi terbaru guna mengurangi risiko yang dihadapi.

Pentingnya pantauan cuaca secara teratur

BMKG mengingatkan bahwa dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu seperti ini, penting bagi masyarakat untuk selalu memperbarui informasi dan menjaga komunikasi dengan sumber yang terpercaya. Mengembangkan sikap siaga dan mematuhi imbauan dari petugas terkait dapat membantu mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh perubahan cuaca yang ekstrim.

Dengan semua informasi ini, BMKG berharap masyarakat dapat lebih memahami situasi terkini mengenai topan Ragasa dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan diri, keluarga, dan komunitas.

Exit mobile version