Pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) kini menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar pemanas air di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Vietnam. Menurut data yang dirilis Global Market Insights, pasar water heater di Indonesia dan Malaysia diperkirakan akan mencapai nilai US$10,5 miliar pada 2024 dan tumbuh menjadi US$11 miliar atau setara Rp183 triliun pada 2025. Tren ini menunjukkan adanya potensi pertumbuhan yang signifikan dalam satu dekade ke depan.
Pertumbuhan ini ditopang oleh kenaikan populasi urban di kedua negara, yang berdampak langsung pada permintaan produk pemanas air. Teddy Wijaya, VP Marketing MODENA, menjelaskan bahwa peningkatan kebutuhan akan solusi pemanas air yang hemat energi serta hadirnya konektivitas IoT menjadi daya tarik utama bagi konsumen modern. Ia menyampaikan, “Tren utama dalam pasar water heater adalah kebutuhan akan solusi pemanas air hemat energi serta kemudahan kontrol pintar yang ditawarkan oleh teknologi IoT.”
Dalam upaya merespons permintaan ini, MODENA memperkenalkan lini produk terbaru termasuk 10 produk electric storage water heater, 2 produk electric instant water heater, dan 3 produk gas instant water heater. Dari total produk tersebut, terdapat dua produk yang telah terintegrasi dengan teknologi IoT, memungkinkan pengguna untuk mengontrol pemanas air secara pintar melalui aplikasi.
Menariknya, potensi pasar IoT di Indonesia diprediksi akan mencapai US$40 miliar pada 2025. Angka tersebut menunjukkan kontribusi dari berbagai sektor industri, termasuk makanan, minuman, kesehatan, pertanian, dan lainnya. Dari seluruh sektor, layanan aplikasi merupakan yang terbesar dengan kontribusi hingga 45%, diikuti oleh platform 33%, perangkat 13%, dan jaringan 9%. Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) mengungkapkan bahwa semakin banyak masyarakat yang menyadari manfaat IoT dalam meningkatkan efisiensi operasional serta kualitas hidup.
Dengan pertumbuhan pasar ini, beberapa tantangan juga muncul. Meskipun permintaan terhadap teknologi IoT meningkat, edukasi dan pemahaman masyarakat tentang manfaat serta cara penggunaan produk berbasis IoT masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, pelatihan dan sosialisasi kepada konsumen menjadi penting dalam memaksimalkan potensi pasar.
Seiring dengan pertumbuhan tersebut, kompetisi di pasar pemanas air juga semakin ketat. Perusahaan harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan konsumen. Teddy menekankan pentingnya inovasi dan pembaruan produk untuk tetap bersaing. “Kami berusaha terus berinovasi agar produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen,” ujarnya.
Adanya integrasi IoT dalam produk pemanas air tidak hanya mempermudah kontrol penggunaan energi, tetapi juga meningkatkan kenyamanan bagi pengguna. Konsumen dapat memonitor dan mengendalikan perangkat mereka secara jarak jauh, membuat kehidupan sehari-hari menjadi lebih efisien. Hal ini sejalan dengan tren global yang semakin mengarah pada otomatisasi dan konektivitas.
Secara keseluruhan, pasar pemanas air di Indonesia dan Vietnam berpotensi menjanjikan dalam beberapa tahun mendatang, didorong oleh adopsi teknologi IoT dan meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap produk yang lebih efisien dan pintar. Dengan pertumbuhan yang diperkirakan mencapai US$18,6 miliar pada 2034, kawasan Asia Pasifik menjadi target utama bagi produsen yang ingin memanfaatkan tren ini.
Dalam konteks yang lebih luas, pertumbuhan pasar pemanas air ini juga mencerminkan perubahan paradigma dalam cara masyarakat berinteraksi dengan teknologi sehari-hari. Masyarakat semakin terbuka terhadap solusi digital yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan dan efisiensi energi, pasar IoT berpotensi menjadi salah satu pendorong utama inovasi di berbagai sektor industri di Indonesia.
