Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,0 mengguncang wilayah Sukabumi dan Bogor pada Sabtu malam, 20 September 2025. Guncangan ini diikuti oleh 29 gempa susulan hingga Minggu pagi, menjadikan kejadian ini sebagai salah satu peristiwa seismik signifikan di daerah tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengonfirmasi serangkaian gempa tersebut melalui akun media sosial mereka pada hari berikutnya.
Gempa utama, yang terjadi pukul 23.47 WIB, memiliki pusat 27 kilometer di barat daya Kota Bogor dengan kedalaman 10 kilometer. Daryono, Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, menjelaskan bahwa gempa ini termasuk dalam kategori gempa dangkal yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif. Aktivitas ini menjadi salah satu faktor utama yang memicu gempa susulan.
Rangkaian Gempa Susulan
BMKG mencatat kekuatan gempa susulan bervariasi, di mana yang terbesar mencapai magnitudo 3,8 dan yang terkecil adalah 1,9. Selama periode hingga pagi harinya, sebanyak 29 kali gempa susulan telah terjadi, yang menunjukkan bahwa aktivitas seismik di area ini masih berlangsung. Sejumlah warga melaporkan merasakan guncangan, khususnya di Pamijahan, Bogor, yang terpantau dengan skala MMI III. Dalam skala ini, getaran dirasakan nyata di dalam rumah, mirip dengan getaran yang dihasilkan oleh truk yang melintas. Di lokasi lain, seperti Pelabuhanratu, Sukabumi, guncangan terasa lebih ringan dengan skala MMI II, di mana beberapa orang merasakan getaran dan benda ringan bergoyang.
Pengalaman seorang warga di Pamijahan, Wilda, menggambarkan bagaimana guncangan gempa yang mengejutkan membuat jendela rumahnya bergoyang. Situasi ini memperlihatkan efek langsung dari gempa utama yang dirasakan oleh masyarakat setempat.
Penyebab Gempa
BMKG menegaskan bahwa gempa bumi yang terjadi adalah hasil dari aktivitas sesar aktif di wilayah tersebut. Dengan mempertimbangkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini dianggap sebagai gempa dangkal. Daryono menambahkan bahwa keberadaan sesar aktif di daerah itu menjelaskan potensi gempa lebih lanjut di masa depan. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti informasi terkini dari pihak berwenang.
BMKG juga mengingatkan bahwa meskipun gempa susulan dapat berlanjut, tidak semua gerakan seismik akan menyebabkan dampak yang signifikan. Namun, peningkatan aktivitas gempa di kawasan ini perlu mendapatkan perhatian serius baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat.
Tindak Lanjut Pasca-Gempa
Pasca-gempa ini, sejumlah langkah pencegahan dan mitigasi sedang dibahas guna mempersiapkan kemungkinan kejadian serupa di masa mendatang. Pemerintah daerah dan instansi terkait akan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai prosedur keselamatan saat terjadi gempa. Selain itu, penilaian kerusakan bangunan dan infrastruktur juga dilakukan untuk memastikan keamanan pemukiman.
Kondisi geologis di daerah Sukabumi dan Bogor, yang dikenal memiliki potensi gempa yang tinggi, menjadi tantangan tersendiri dalam perencanaan pembangunan. Penyuluhan kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana meningkat penting, mengingat lokasi geografis yang menjadi salah satu faktor pemicu gempa.
Dengan demikian, rangkaian gempa yang terjadi di Sukabumi dan Bogor menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Diharapkan, langkah-langkah preventif yang dilakukan dapat mengurangi risiko dampak negatif yang ditimbulkan di masa depan.
