Riset: AI Dorong Produktivitas Manufaktur dan Penuhi Kebutuhan Pelanggan Ritel

Investasi dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi semakin menjadi kunci dalam transformasi bisnis di berbagai sektor, termasuk manufaktur dan ritel. Laporan terbaru dari Zebra Technologies Corporation dan Oxford Economics mengungkapkan bahwa penerapan teknologi ini membawa dampak signifikan terhadap produktivitas dan kepuasan pelanggan. Dengan mengoptimalkan alur kerja melalui AI dan pemanfaatan data real-time, perusahaan-perusahaan ini dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Di sektor ritel, penelitian menunjukkan bahwa implementasi AI berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 21%. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga berperan penting dalam membentuk interaksi positif dengan konsumen. Eric Ananda, Country Manager Indonesia Zebra Technologies, menyatakan bahwa sektor industri di Indonesia sedang berupaya melakukan reformasi alur kerja dengan mengoptimalkan penggunaan AI dan otomatisasi. Kecepatan dan presisi dalam pelayanan menjadi yang terpenting untuk memenuhi ekspektasi pelanggan masa kini.

Sementara itu, sektor manufaktur mencatat peningkatan produktivitas karyawan sebesar 19%. Ini adalah bukti bahwa investasi dalam teknologi modern mampu mendukung tenaga kerja lini depan dalam melaksanakan tugas mereka dengan lebih efisien. Eric menegaskan bahwa perusahaan yang sukses mengintegrasikan AI tidak hanya menyederhanakan proses kerja, tetapi juga meningkatkan pengalaman keseluruhan pelanggan. Dengan melakukan ini, perusahaan bisa meraih keuntungan yang lebih besar, sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis.

Tim peneliti juga menunjukkan bahwa sekitar 20 perusahaan teratas di sektor-sektor seperti ritel, manufaktur, dan transportasi & logistik, yang mampu mengoptimalkan alur kerjanya melalui teknologi, memiliki potensi untuk mencetak tambahan pendapatan hingga US$3 miliar dan rata-rata profit tambahan sekitar US$120 juta per perusahaan. Angka ini menandakan potensi besar yang bisa diraih oleh perusahaan yang berani berinvestasi dalam teknologi canggih.

Dalam sektor ritel, perusahaan yang mengoptimalkan manajemen inventaris mencatat pertumbuhan pendapatan dan profit rata-rata mencapai 1,8 poin persentase. Sementara itu, dalam dunia manufaktur, perusahaan yang fokus pada kontrol dan jaminan kualitas mengalami peningkatan pendapatan sebesar 2,4 poin persentase serta peningkatan profitabilitas sekitar 1,4 poin persentase. Penggunaan AI dalam otomasi proses-proses penting di sektor transportasi juga menunjukkan hasil yang positif, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,4 poin persentase.

Eric menambahkan bahwa laporan ini menegaskan fakta bahwa investasi dalam AI dan teknologi terbaru tidak hanya berpengaruh pada cara kerja perusahaan, tetapi juga menjadi pengungkit vital bagi pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas. Teknologi ini memperkaya pengalaman pelanggan, yang sangat diperlukan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Dengan semua data dan fakta yang ada, jelas bahwa semua sektor bisnis, khususnya ritel dan manufaktur, harus memikirkan strategi jangka panjang. Investasi dalam teknologi AI dan otomasi bukan hanya sekedar tren; ini adalah langkah strategis yang dapat menentukan keberhasilan dalam jangka panjang. Di masa depan, perusahaan yang tidak mengikuti perkembangan teknologi ini berisiko tertinggal dan kehilangan daya saing di pasar yang semakin dinamis.

Melihat potensi yang ada, maka jelas bahwa saatnya bagi industri untuk serius dalam menginvestasikan waktu, tenaga, dan sumber daya dalam inovasi teknologi agar dapat melayani pelanggan dengan baik dan memenuhi tuntutan pasar.

Src: https://teknologi.bisnis.com/read/20250930/84/1916035/riset-ai-tingkatkan-produktivitas-manufaktur-jaga-kepuasan-pelanggan-ritel/All

Berita Terkait

Back to top button