Pemkab Serang mengambil langkah strategis dengan merencanakan penanaman bunga matahari di Cikande, suatu wilayah yang terpapar radiasi Cesium 137. Keputusan ini didasari oleh kemampuan bunga matahari dalam menyerap limbah radioaktif, sebuah solusi yang pernah terbukti sukses setelah bencana Chernobyl pada tahun 1986. Michael Blaylock, seorang ilmuwan tanah, menjelaskan bahwa tanaman ini sangat efektif dalam menyerap isotop radioaktif tertentu, menjadikannya pilihan tepat untuk proyek fitoremediasi.
Bunga matahari, atau Helianthus annuus L, memiliki karakteristik unik yang memungkinkannya menyimpan sebagian besar biomassanya di daun dan batang. Hal ini memungkinkan bahan radioaktif yang diserap untuk dibuang tanpa harus menggali akarnya, sehingga proses pembersihan lingkungan bisa berlangsung dengan lebih efektif. Fitoremediasi, yaitu penggunaan tanaman untuk membersihkan lingkungan dari bahan beracun, telah menjadi metode yang terbukti berhasil, terutama dalam kasus bencana nuklir.
Sejarah penggunaan bunga matahari untuk mengatasi kontaminasi radioaktif sudah dimulai sejak bencana Chernobyl. Setelah kecelakaan nuklir tersebut, tim peneliti dari Universitas Rutgers menemukan bahwa bunga matahari bisa secara efektif mengakumulasi logam berat dan radionuklida. Dalam eksperimen mereka, setelah 24 jam, konsentrasi uranium dalam air yang terkontaminasi menurun hingga 94%. Keberhasilan ini menandai mulainya penggunaan tanaman dalam skala besar untuk mengatasi pencemaran radioaktif.
Bukan hanya Chernobyl, bunga matahari juga digunakan dalam proyek-proyek lain untuk membersihkan lingkungan dari bahan radioaktif seperti Cesium 137 dan Strontium 90. Data dari perusahaan Phytotech menunjukkan bahwa metode fitoremediasi ini bisa mengurangi biaya pembersihan hingga sepuluh persen dibandingkan metode kimia yang lebih konvensional. Efektivitas bunga matahari tidak hanya terbatas pada air; ia juga mampu menyerap logam-logam beracun lainnya, termasuk Cu2+, Cd2+, Ni2+, Pb2+, dan Zn2+.
Namun, perlu dicatat bahwa meskipun bunga matahari efektif dalam air, penelitian menunjukkan bahwa efektivitasnya dalam tanah masih perlu diteliti lebih lanjut. Beberapa peneliti, seperti tim dari Universitas Purdue, sedang mengeksplorasi tanaman lain seperti mustard dan tembakau untuk memaksimalkan potensi fitoremediasi. Temuan mereka menunjukkan bahwa tanaman tembakau juga dapat menyerap isotop radioaktif, terutama dalam konteks menyerap kalsium.
Dengan penanaman bunga matahari di Cikande, Pemkab Serang berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan aman dari paparan radiasi. Penggunaan tanaman untuk membersihkan limbah radioaktif adalah langkah inovatif yang bisa menjadi solusi jangka panjang, serta menghasilkan lingkungan yang lebih baik untuk masyarakat setempat. Selain kondisi lingkungan yang lebih sehat, upaya ini juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah pencemaran secara kreatif dan ramah lingkungan.
Proyek penanaman bunga matahari di Cikande tidak hanya mengandalkan keindahan visual tanaman tersebut, tetapi lebih pada manfaat ekologis yang dapat dihasilkan. Daun dan batang bunga matahari yang besar menjadikannya penampung limbah radioaktif yang efisien. Inisiatif ini bisa menjadi model bagi upaya-upaya serupa di daerah lain yang juga menghadapi isu pencemaran akibat radiasi.
Dengan langkah ini, Pemkab Serang kini menempatkan diri di garis depan dalam inovasi pengelolaan lingkungan, menggunakan salah satu metode paling alami untuk mengatasi polusi. Keterlibatan masyarakat dalam pemeliharaan tanaman ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian lebih terhadap isu lingkungan, serta memberikan pengetahuan tentang potensi ekologi yang ada di sekitar kita.
Source: teknologi.bisnis.com
