Valuasi OpenAI Tembus Rp7,75 Kuadriliun, Bakal Guncang Industri Teknologi

OpenAI, perusahaan teknologi yang dikenal dengan produk AI-nya, seperti ChatGPT, baru-baru ini dilaporkan mencapai valuasi mencengangkan sebesar US$500 miliar, setara dengan Rp7,75 kuadriliun. Peningkatan valuasi ini bersamaan dengan penjualan saham senilai US$6,6 miliar (Rp102,3 triliun) yang dilakukan oleh karyawan OpenAI kepada sejumlah konsorsium investor. Kesepakatan ini menunjukkan pertumbuhan signifikan bagi perusahaan, seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna dan pendapatan yang terus menanjak.

Menurut laporan dari CNA dan Reuters, valuasi OpenAI mengalami lonjakan dari sebelumnya yang mencapai US$300 miliar (Rp4,65 kuadriliun) setelah penjualan saham tersebut. Pembeli saham mencakup nama-nama besar di dunia investasi seperti Thrive Capital, SoftBank, Dragoneer Investment Group, MGX dari Abu Dhabi, dan T. Rowe Price. Transaksi ini tidak hanya membawa suntikan dana baru, melainkan juga mengindikasikan kepercayaan pasar terhadap potensi OpenAI di masa depan.

Penting untuk dicatat bahwa OpenAI telah membuka peluang untuk menjual saham senilai lebih dari US$10 miliar (Rp155 triliun) di pasar sekunder. Hal ini menambah investasi sebelumnya dari SoftBank, di mana mereka telah berkontribusi US$40 miliar dalam putaran pendanaan primer OpenAI. Ketatnya persaingan di industri kecerdasan buatan antara raksasa teknologi lainnya, yang juga menawarkan paket kompensasi menarik untuk menarik talenta terbaik, turut menjadi latar belakang pertumbuhan OpenAI.

Pendapatan OpenAI juga menunjukkan tanda-tanda positif. Laporan dari The Information mencatat bahwa perusahaan membukukan pendapatan sekitar US$4,3 miliar pada paruh pertama tahun 2025, meningkat sekitar 16% dibandingkan total pendapatan tahun sebelumnya. Ini merupakan indikasi bahwa produk dan layanan OpenAI semakin diminati di pasar global.

Dalam usaha mengembangkan infrastruktur, OpenAI baru-baru ini mengumumkan kerjasama dengan Oracle dan SoftBank untuk membangun lima pusat data kecerdasan buatan (AI) baru di Amerika Serikat. Proyek yang dinamakan Stargate ini bertujuan untuk memperkuat kapabilitas OpenAI dalam menyediakan layanan AI yang lebih kuat dan efisien. Pembangunan ini diharapkan mampu menambah kapasitas Stargate hingga hampir 7 gigawatt, dengan total nilai investasi mencapai lebih dari US$400 miliar (Rp6.642 triliun) selama tiga tahun ke depan.

Dengan peningkatan kapasitas yang signifikan, OpenAI bertekad untuk memenuhi komitmen mereka mencapai total kapasitas 10 gigawatt pada akhir tahun 2025, bahkan lebih awal dari waktu yang direncanakan. Pada bulan Juli lalu, OpenAI juga telah menandatangani kesepakatan dengan Oracle untuk pengembangan kapasitas tambahan hingga 4,5 gigawatt, dengan nilai kemitraan diperkirakan lebih dari US$300 miliar (Rp4.981 triliun) dalam kurun waktu lima tahun.

Tiga dari lima lokasi pusat data baru ini akan dibangun di Shackelford County, Texas; Doña Ana County, New Mexico; serta lokasi ketiga yang akan diumumkan di Midwest. Pembangunan ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi operasional OpenAI tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan infrastruktur.

Dengan valuasi yang terus meningkat, pendapatan yang menjanjikan, dan investasi besar-besaran dalam infrastruktur, OpenAI berada pada jalur yang jelas untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam industri kecerdasan buatan. Sementara pasar terus berubah dan bersaing, strategi inovatif dan kolaborasi yang cermat akan menjadi kunci keberhasilan perusahaan dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.

Source: teknologi.bisnis.com

Exit mobile version