Ajaib! Gelandangan AS Jadi Jenius Matematika Usai Cedera Otak yang Mengubah Hidupnya

Dari gelandangan menjadi jenius matematika, kisah Jason Padgett memperlihatkan perubahan mengejutkan yang terjadi setelah ia mengalami cedera otak. Sejak insiden yang merenggut kehidupan lamanya pada 13 September 2002, Padgett tidak hanya bertahan dari serangan tersebut tetapi juga mendapatkan kemampuan luar biasa dalam memahami geometri dan pola matematis.

Jason Padgett, yang lahir pada tahun 1970 di Tacoma, Washington, sebelumnya menjalani hidup tanpa minat terhadap akademik. Namun, setelah ia diserang dan mengalami cedera otak traumatis, segalanya berubah. “Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi pada diri saya,” ungkap Padgett saat mengisahkan pengalaman pasca-cedera, di mana ia mulai melihat pola geometris dalam aspek kehidupan sehari-hari, seperti air yang mengalir dan cahaya.

Setelah dua bulan, Padgett mulai menggambar bentuk-bentuk matematika kompleks, seperti fraktal dan konsep Pi, yang kemudian menarik perhatian seorang fisikawan. Menurutnya, kekhasan tersebut membawanya pada penemuan bahwa ia memiliki sindrom savant, sebuah kondisi langka yang membuatnya dapat berfungsi dengan keahlian luar biasa di bidang tertentu, dalam hal ini, matematika dan fisika.

Profesor Berit Brogaard dari Universitas Miami turut melakukan penelitian terhadap Padgett dengan menggunakan pemindaian fMRI. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa perubahan yang terjadi di otaknya mungkin mengarah pada kemampuan yang bersifat permanen. Sekitar 15-25 kasus sindrom savant tercatat di dunia, menjadikan kemampuan Padgett semakin luar biasa.

Namun, meski memiliki kemampuan numerik yang menakjubkan, Padgett tak lepas dari tantangan emosional. Ia mengalami gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan gangguan stres pascatrauma (PTSD), yang membuatnya selalu merasa terjepit dalam situasi sosial. “Memiliki kemampuan luar biasa juga bisa membawa konsekuensi,” tegas Brogaard, menggarisbawahi tantangan yang harus dihadapi Padgett.

Meski demikian, Padgett memilih untuk mengembangkan kemampuannya dalam matematika. Ia belajar fisika kuantum dan fraktal secara otodidak, menggambarkan model-model kompleks dalam karya seninya, seperti Quantum Hand dan Photon Double Slit. Pada tahun 2014, ia menerbitkan buku berjudul “Struck by Genius”, yang menceritakan perjalanan hidupnya dari seorang korban menjadi seorang jenius.

Kini, Padgett aktif sebagai seniman fraktal dan penulis. Karya seninya dapat ditemukan di situs jason-padgett.pixels.com, di mana ia menjual sejumlah desain matematis yang menggambarkan pola hi-tech dengan keindahan visual. Ia juga terlibat dalam penelitian kosmologi dan membantu mengembangkan kecerdasan buatan (AI), memadukan seni dengan sains dalam setiap langkahnya.

Kisah Padgett menunjukkan bahwa meskipun trauma mengubah jalur hidup seseorang secara drastis, hal itu juga dapat membuka pintu menuju potensi luar biasa yang mungkin tidak pernah disadari sebelumnya. “Kehidupan saya kini lebih berarti, dan saya berusaha untuk menginspirasi orang lain,” jelas Padgett, yang kini menjadi sosok inspiratif di berbagai forum dan seminar internasional.

Transformasi Jason Padgett dari seorang gelandangan menjadi jenius matematika tidak hanya menjadi contoh tentang bagaimana satu kejadian dapat mengubah segalanya. Ini juga memberikan harapan tentang kemampuan manusia untuk beradaptasi dan berkembang meski melalui pengalaman yang menyakitkan.

Source: www.beritasatu.com

Exit mobile version