
Di tengah perhatian global terhadap pemikiran ilmiah Isaac Newton, sebuah catatan menarik muncul dari pemikirannya mengenai kiamat. Newton, yang dikenal sebagai bapak fisika modern, tidak hanya memfokuskan diri pada teori gravitasi, tetapi juga terlibat dalam spekulasi teologis tentang akhir zaman. Dalam beberapa catatan pribadinya, ia memproyeksikan bahwa akhir dari suatu era dalam konteks keagamaan bisa terjadi sekitar tahun 2060.
Dalam catatan tersebut, Newton merinci analisis waktu berdasarkan nubuatan Alkitab. Menurutnya, beberapa masa dan periode dalam Alkitab memiliki kaitan langsung dengan tahun-tahun tertentu. Ia mengindikasikan bahwa periode 2300 hari tidak akan berakhir sebelum tahun 2132 dan menyatakan, "waktu dua belas setengah masa adalah 42 bulan atau 1260 hari," yang dapat diartikan berakhir pada tahun 2060. Newton juga merefleksikan tentang pertempuran Armagedon, dimana gambaran ini menunjukkan ketertarikan mendalamnya terhadap apokaliptik.
Pandangan Teologis Newton
Newton, yang dibesarkan dalam tradisi Protestan, memandang nubuatan dalam Alkitab dengan serius. Ia percaya bahwa "Kristus akan kembali sekitar tanggal ini" dan mendirikan kedamaian global. Namun, ia juga mencermati konsekuensi yang mungkin timbul dari ramalan semacam ini, mengingat banyaknya prediksi yang meleset yang mengakibatkan kehilangan kepercayaan pada nubuat-nubuat suci. Dia mencatat, "Hal ini saya sebutkan bukan untuk menegaskan kapan akhir zaman akan tiba" dengan harapan untuk menahan spekulasi yang dilakukan oleh banyak orang.
Konteks Sejarah
Waktu yang disebutkan Newton mempunyai konteks sejarah yang dalam. Penanggalan biblikal dan peristiwa penting dalam sejarah gereja, seperti runtuhnya Bait Allah pada tahun 70 M dan supremasi Paus yang dimulai pada tahun 800 M, menjadi langkah-langkah kunci dalam perhitungannya. Melalui analisis dan referensi ini, Newton berusaha menghubungkan pengalaman spiritual umat manusia dengan sejarah verifikasi empirik.
Ketidaksukaan Terhadap Nubuatan
Meski Newton terlibat dalam kajian nubuatan, ia sangat skeptis tentang praktik meramalkan akhir dunia. Ia menyatakan, "Kristus datang seperti pencuri di malam hari," mengajak orang untuk fokus pada ajaran moral dan spiritual, ketimbang terjebak dalam kepanikan akan akhir waktu. Pandangan ini menunjukkan bahwa meskipun ia meyakini adanya akhir zaman, ia lebih memprioritaskan pengembangan spiritual dibandingkan penentuan tanggal pasti.
Relevansi Saat Ini
Dalam konteks modern, prediksi Newton kembali mendapat perhatian di kalangan para pemikir dan pengamat. Pada saat tahun 2060 mendekat, banyak yang penasaran apakah pemikiran Newton akan terbukti relevan atau sekadar menjadi footnote dalam sejarah teori-teori tentang kiamat. Beragam reaksi muncul, mulai dari skeptisisme hingga ketertarikan serius akan implikasinya terhadap pemikiran kontemporer tentang akhir zaman.
Kesimpulan Pendekatan Newtonian
Dengan penontonan yang kritis dan analitis, Isaac Newton mempersembahkan pandangan yang tidak hanya filosofis tetapi juga praktis mengenai waktu dan ketidakpastian yang menyertai ramalan. Warisannya sebagai ilmuwan tetap bersinar, terlepas dari spekulasi kiamat yang ia ajukan, dan namanya tetap diingat sebagai pelopor pemikiran yang menggabungkan kebutuhan akan rasionalitas dengan dimensi spiritualitas. Pada akhirnya, ramalan ini mengingatkan kita bahwa batas antara ilmu pengetahuan dan kepercayaan sering kali sangat tipis, dan pemikiran Newton masih memberikan banyak ruang untuk diskusi di era modern ini.
Source: tekno.sindonews.com





