Campuran Etanol 30%: Masih Efektif dan Aman untuk Performa Mesin Anda

Pemerintah Indonesia berencana mewajibkan campuran etanol sebesar 10 persen dalam bahan bakar minyak (BBM) mulai tahun 2026. Kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi dampak negatif gas buang yang dihasilkan dari pembakaran mesin. Dalam konteks ini, penggunaan etanol dalam proporsi yang lebih besar, bahkan hingga 30 persen, dianggap masih aman dan dapat meningkatkan performa mesin kendaraan.

Menurut Prof. Wardana, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, BBM yang mengandung etanol sampai 30 persen ternyata tidak berdampak buruk bagi kondisi mesin. "Sampai 30 persen masih bagus, itu hasil penelitian. Efisiensi malah tinggi, apalagi 10% sudah meningkatkan oktan bahan bakar, justru mesinnya lebih bagus," ujar Prof. Wardana dalam sebuah wawancara. Pernyataan ini menegaskan bahwa etanol, dalam proporsi yang tepat, dapat membawa manfaat bagi performa mesin.

Pengaruh Positif Etanol pada Mesin Kendaraan

Salah satu keuntungan utama dari penggunaan campuran etanol dalam BBM adalah peningkatan nilai oktan. Salah satu fungsi oktan yang lebih tinggi adalah mengurangi kemungkinan terjadinya detonasi atau knocking, yang dapat merusak mesin. Secara keseluruhan, ini menciptakan kesan bahwa mesin dapat bekerja lebih efisien. Masyarakat yang khawatir tentang dampak negatif etanol pada performa mesin diimbau untuk merujuk pada hasil penelitian yang mendukung keamanannya.

Kemandirian Energi Nasional

Keputusan untuk menggunakan etanol dalam BBM juga diharapkan dapat mendukung kemandirian energi nasional. Saat ini, Indonesia masih tergantung pada impor BBM yang cukup besar. Prof. Wardana mencatat bahwa saat ini sekitar 60 persen dari total kebutuhan bahan bakar di tanah air dipenuhi oleh impor. Dengan mencampurkan etanol dalam BBM, pemerintah berharap dapat mengurangi ketergantungan ini sebesar 10 persen.

Pembangunan infrastruktur yang memadai menjadi salah satu tantangan utama untuk mencapai kemandirian energi. Dalam konteks ini, pengembangan berbagai sumber energi terbarukan seperti geotermal, tenaga surya, dan angin diharapkan dapat menyuplai kebutuhan energi jangka panjang. Prof. Wardana menekankan pentingnya mengoptimalkan sumber daya energi yang ada demi menciptakan sistem energi yang berkelanjutan.

Kesadaran Masyarakat dan Strategi Jangka Panjang

Meskipun banyak keuntungan yang ditawarkan, isu dan informasi negatif mengenai etanol tetap ada. Prof. Wardana mengatakan bahwa perlu adanya klarifikasi mengenai keuntungan etanol agar masyarakat tidak terpengaruh oleh kabar yang kurang tepat. "Saya bertanya-tanya soal kabar negatif soal ini, sehingga isu itu tidak tahu ya dari mana. Itu hasilnya bagus, kualitas mesin menjadi bagus," ujarnya.

Dalam hal ini, kesadaran masyarakat berperan penting dalam mendukung transisi menuju penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah juga diingatkan untuk memastikan bahwa strategi jangka panjang dalam pengembangan sumber energi terbarukan benar-benar terimplementasi.

Roadmap Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Adanya roadmap yang jelas untuk pencampuran etanol dalam BBM adalah langkah awal ke arah yang lebih baik. Dalam rencana tersebut, pengembangan fasilitas instalasi pengolahan etanol dan pemanfaatan sumber energi lokal harus menjadi prioritas. Semua usaha ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mengurangi dampak lingkungan dan menjamin keamanan energi di masa depan.

Dengan segala penjelasan tersebut, penggunaan etanol hingga 30 persen dalam BBM dianggap bukan sekadar solusi jangka pendek, tetapi bagian dari strategi besar untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan kemandirian energi yang lebih baik. Kebijakan ini, jika dijalankan dengan baik, tidak hanya akan meningkatkan kualitas udara tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di kancah energi dunia.

Source: www.beritasatu.com

Exit mobile version