Naga Aneh: Amfibi Terlangka di Dunia Ditemukan di Danau Pátzcuaro

Di dasar Danau Pátzcuaro di Meksiko, terdapat makhluk amfibi yang dikenal dengan nama salamander achoque, yang oleh para ilmuwan dianggap sebagai salah satu spesies terlangka di dunia. Hanya sekitar 150 ekor dewasa yang tersisa di habitat alami mereka, menjadikan upaya konservasi semakin mendesak. Salamander ini, dengan nama ilmiah Ambystoma dumerilii, telah menjadi pusat perhatian di kalangan konservasionis dan peneliti karena tantangan unik yang dihadapi dalam melindungi dan mempelajari mereka.

Baru-baru ini, tim dari Kebun Binatang Chester melakukan proyek ambisius dengan memasang mikrochip pada sechilam 80 salamander achoque. Proyek ini bertujuan untuk memudahkan identifikasi individu serta mengumpulkan data yang krusial untuk upaya konservasi. Menurut Adam Bland, Asisten Manajer Tim Amfibi di Kebun Binatang Chester, “Achoque sangat sulit, bahkan mungkin mustahil, untuk dibedakan hanya dengan penglihatan.” Mikrochip yang dipasang dibutuhkan untuk mengamati kesehatan dan perkembangan populasi mereka.

Namun, pemasangan mikrochip pada amfibi bukanlah tugas yang mudah. Salamander memiliki biologi unik yang memungkinkan mereka menyerap mikrochip ke dalam tubuh, sehingga potensi komplikasi harus diperhitungkan. Tim konservasionis bekerja sama dengan dokter hewan untuk mengembangkan metode pemasangan yang efisien dan aman. Mereka juga bekerja dengan sebuah kelompok biarawati di Monasterio de la Virgen Inmaculada de la Salud, yang memiliki sejarah panjang dalam merawat salamander ini. Para biarawati sebelumnya menggunakan achoque dalam pengobatan tradisional, tetapi kini beralih ke program pembiakan setelah jumlahnya menurun drastis.

Proyek ini menjadi contoh kolaborasi luar biasa antara ilmuwan dan masyarakat lokal dalam upaya penyelamatan spesies yang terancam punah. “Kami memotong 80 ekor Ambystoma dumerilii untuk memastikan metode ini berhasil untuk achoque liar,” ungkap Bland. Penelitian ini menunjukkan bagaimana kerjasama lintas disiplin dapat berdampak pada pelestarian alam.

Amfibi ini jarang terlihat di alam liar, yang membuat pemantauan dan penelitian sangat penting. Tim melakukan pemeriksaan terhadap salamander 20 hari setelah pemasangan chip, dan selama empat bulan berikutnya. Dari hasil pemantauan, ditemukan bahwa tidak ada dampak kesehatan jangka panjang yang signifikan, dan semua mikrochip tetap terpasang dengan baik. Hal ini memberikan harapan bahwa metode ini dapat diterapkan pada populasi liar di Danau Pátzcuaro.

Pemahaman yang lebih baik tentang amoeba ini penting tidak hanya untuk menjaga keberlangsungan hidup achoque tetapi juga untuk menghargai nilai budaya yang dimilikinya bagi masyarakat setempat. “Membuat orang tertarik pada salamander yang hidup 12 meter di lumpur dasar danau memang sulit, tetapi mereka sungguh menarik dan memiliki banyak nilai budaya bagi masyarakat setempat,” kata Bland. Dengan suksesnya proyek ini, diharapkan lebih banyak kebangkitan kesadaran untuk konservasi sekaligus penanganan habitat yang terancam oleh aktivitas manusia.

Pesawat mikrochip ini merupakan langkah kecil, tetapi penting, dalam perjalanan panjang untuk menjaga alam dan spesies yang terancam punah. Para konservasionis berencana untuk mencacah achoque liar agar kesehatan dan populasi secara keseluruhan dapat dipantau lebih baik. Proyek ini adalah contoh nyata tentang perlunya pendekatan inovatif dan kolaboratif dalam melestarikan keanekaragaman hayati di dunia kita.

Dengan upaya yang sedang dilakukan, para konservasionis semakin optimis bahwa mereka dapat memberikan dampak positif bagi salamander ini serta spesies lain yang kurang dikenal. Ini adalah langkah awal yang menjanjikan untuk melindungi dan memahami lebih dalam tentang makhluk-makhluk menakjubkan yang menghuni perairan Danau Pátzcuaro.

Source: tekno.sindonews.com

Exit mobile version