Mengapa Suhu Panas dan Hujan Angin Muncul Bulan Ini? Penjelasan BRIN-BMKG

Suhu panas yang melanda Indonesia dalam beberapa minggu terakhir menyita perhatian masyarakat. Keadaan ini disertai dengan fenomena cuaca yang berlawanan, yaitu hujan dengan angin kencang pada waktu tertentu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan penjelasan mengenai dua fenomena cuaca ini.

Menurut penjelasan dari BMKG, peningkatan suhu panas disebabkan oleh pergeseran semu matahari yang kini berada di selatan ekuator. “Ini mengakibatkan berkurangnya pembentukan awan hujan di wilayah tersebut,” ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto. Dengan pergeseran tersebut, sinar matahari jatuh lebih tegak, sehingga suhu di siang hari meningkat signifikan.

Meskipun suhu tinggi berlangsung selama jam 11 pagi hingga 4 sore, hujan deras sering kali terjadi di malam hari. Prof. Dr. Erma Yulihastin dari BRIN menjelaskan bahwa pola cuaca ini akan berlanjut pada dasarian ke-3 Oktober, dengan fenomena panas yang disertai curah hujan yang tidak terduga. “Hot spells ini berlangsung dari siang hingga sore, sebelum malam harinya berubah mendadak menjadi hujan deras,” terangnya.

BMKG telah mencatat sejumlah lokasi di Indonesia yang mengalami suhu sangat tinggi. Diantaranya adalah Karanganyar, Jawa Tengah dengan suhu mencapai 38,2°C, Majalengka, Jawa Barat (37,6°C), dan Surabaya, Jawa Timur (37,0°C). Sementara itu, daerah lain seperti Belawan dan Deli Serdang di Sumatera Utara mencatat hujan dengan intensitas lebat. Belawan, misalnya, mencatat curah hujan 117,6 mm/hari.

Meskipun saat ini beberapa daerah mengalami hujan, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. “Ada potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat disertai kilat dan angin kencang,” kata BMKG, menandaskan pentingnya perhatian terhadap kondisi cuaca yang sedang berlangsung.

Dalam menghadapi suhu tinggi dan hujan yang tak terduga, BRIN memperkirakan kondisi cuaca ini bisa bertahan hingga akhir Oktober atau bahkan awal November jika hujan tidak turun merata. Hal ini menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan tidak hanya sebatas suhu panas melainkan juga potensi cuaca ekstrem yang berbahaya.

Fenomena suhu ekstrem ini juga dapat dihubungkan dengan aktivitas manusia dan perubahan iklim global. Urban heat island, atau fenomena pulau panas perkotaan, adalah salah satu penyebab meningkatnya suhu di area perkotaan. Pengurangan ruang hijau dan meningkatnya aktivitas industri turut berkontribusi terhadap kenaikan temperatur, membuat efek panas semakin terasa di wilayah-wilayah padat penduduk.

BMKG juga menyampaikan bahwa pada 19-23 Oktober 2025, sebagian besar wilayah Indonesia akan didominasi oleh kondisi cuaca berawan hingga hujan ringan, meskipun ada beberapa daerah yang perlu waspada terhadap potensi hujan lebat. Daerah dengan status siaga antara lain Jawa Tengah dan Jawa Timur yang berpotensi mengalami hujan lebat.

Kondisi cuaca yang tidak menentu ini menjadi topik hangat di media sosial, dengan banyak netizen mengunggah meme dan postingan terkait suhu ekstrem yang terjadi di berbagai kota. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan proaktif dalam menghadapi kondisi cuaca yang dapat berubah dengan cepat.

Dengan segala informasi tersebut, penting bagi masyarakat untuk memahami fenomena cuaca ini agar bisa mengambil langkah yang tepat, baik dalam hal persiapan menghadapi suhu panas maupun saat terjadi hujan yang berpotensi ekstrem. Sebelum beraktivitas di luar rumah, sebaiknya peserta memeriksa kondisi cuaca terkini dan tetap mematuhi rekomendasi dari BMKG dan instansi terkait.

Source: www.suara.com

Exit mobile version