Forum "kumparan AI for Indonesia" yang diadakan pada 23 Oktober 2025, menyoroti pentingnya kecerdasan buatan (AI) dalam mempercepat inovasi dan produktivitas di berbagai sektor. Tema acara, “Accelerating Impact with Applied AI,” menggambarkan bagaimana AI dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang berbasis data, berimbas positif pada masyarakat, bisnis, dan kebijakan publik.
Dalam konteks ini, kumparan merilis Indonesia AI Report 2025, hasil kolaborasi dengan Populix. Laporan tersebut melibatkan 1.000 responden dari berbagai latar belakang di kota-kota besar Indonesia. Hasil riset menunjukkan 95% responden percaya bahwa AI akan mengubah cara mereka bekerja dalam lima tahun mendatang. Namun, ada kecemasan yang signifikan, di mana 68% responden khawatir bahwa pekerjaan mereka dapat tergantikan oleh teknologi.
Peluang dan Tantangan di Era AI
Andrias Ekoyuono, Chief of AI & Corporate Strategy kumparan, menyampaikan bahwa hasil riset ini menunjukkan perubahan nyata yang sedang terjadi. “Kami ingin mendorong penerapan AI yang konkret, menunjukkan hasil nyata dan kolaborasi yang mendatangkan dampak positif,” ujarnya. Hal ini dikonfirmasi oleh laporan dari Ahrefs yang menyebutkan kumparan sebagai salah satu brand Indonesia dengan pengaruh signifikan dalam dunia AI, menjadi rujukan untuk teknologi seperti ChatGPT dan Google AI.
Pentingnya Nilai dan Etika dalam Pengembangan AI
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan bahwa AI harus dipandang sebagai peluang, bukan ancaman. “Kemajuan teknologi harus berpihak pada manusia dan membawa manfaat bagi semua,” tegasnya. Meutya menambahkan bahwa inovasi harus inklusif, tidak meninggalkan siapapun di belakang. Hal ini sejalan dengan pandangan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang menekankan pentingnya AI bagi daya saing industri di masa depan. Menurutnya, 66% Chief Information Officer menyatakan ancaman akan tertinggal dari kompetitor jika AI tidak segera diimplementasikan.
Pentingnya Pendidikan dan Talenta Adaptif
Dari perspektif pendidikan, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie menekankan perlunya kolaborasi antara lembaga pendidikan dan industri untuk menghasilkan talenta yang adaptif terhadap AI. “AI dapat menggantikan pekerjaan, tetapi juga menciptakan peluang baru,” ungkap Stella. Ia juga menjelaskan bahwa, dengan pendekatan yang benar, Indonesia dapat memanfaatkan AI setara dengan negara maju.
Dampak AI dalam Bidang Kesehatan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menggarisbawahi potensi besar AI dalam meningkatkan layanan kesehatan. Mulai dari deteksi dini penyakit hingga efisiensi operasional rumah sakit, Budi menjelaskan bahwa digitalisasi dan konektivitas akan mendukung pengembangan AI yang akan memberikan dampak besar bagi layanan kesehatan di Indonesia.
Diskusi Panel dan Kolaborasi Lintas Sektor
Acara tersebut juga diisi dengan diskusi panel yang melibatkan berbagai sektor. Peserta diskusi mencakup perwakilan dari pemerintahan dan sektor swasta yang membahas kolaborasi industri, etika penggunaan AI, dan implementasi dalam layanan publik. Keberadaan tokoh-tokoh penting seperti CTO GDP Venture dan wakil dari OJK menunjukkan bahwa penanganan AI harus melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan dampak yang optimal.
Momen ini menjadi pengingat bahwa meskipun AI menyimpan tantangan, ia juga menawarkan banyak peluang. Dengan langkah strategis dan kolaboratif, Indonesia dapat mempercepat dampak positif AI yang tidak hanya menguntungkan sektor bisnis, tetapi juga masyarakat luas.
Source: teknologi.bisnis.com





