Shield AI telah meluncurkan X-BAT, sebuah pesawat tempur otonom berprofil siluman yang mampu melakukan lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL). Dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasi ekspedisi dan maritim, X-BAT menawarkan solusi inovatif dalam kekuatan udara yang tidak bergantung pada landasan pacu tradisional. Dengan kemampuan untuk diluncurkan dari kapal atau lokasi operasi sementara, pesawat ini memiliki potensi untuk memperkuat kapabilitas Angkatan Udara AS dan sekutunya.
X-BAT dilengkapi dengan perangkat lunak otonom bernama Hivemind, yang memberikan pesawat ini kemampuan terbang secara mandiri, termasuk dalam simulasi pertempuran. Menariknya, sistem ini terinspirasi oleh F-16 eksperimental, X-62A VISTA. Shield AI menekankan beberapa keunggulan dari X-BAT, antara lain daya tahan operasional yang tinggi, jangkauan lebih dari 2.000 mil laut (sekitar 3.700 km), serta tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik, dengan mengurangi ketergantungan pada dan kerusakan landasan pacu.
Desain dan Spesifikasi
X-BAT memiliki dimensi yang kompak dengan panjang sekitar 26 kaki dan lebar sayap 39 kaki. Desainnya menggunakan konfigurasi "cranked-kite" yang meminimalkan tanda radar. Dengan satu mesin jet kelas F100 atau F110, pesawat ini bisa melakukan lepas landas vertikal sebelum bertransition ke penerbangan datar, dan melakukan manuver "cobra" untuk pendaratan yang efektif.
Pesawat ini juga menawarkan fleksibilitas dalam misi, mampu melakukan operasi udara ke udara, serangan, serta peperangan elektronik, berkat dua ruang senjata internal dan titik gantung eksternal. Dalam situasi di mana komunikasi terganggu, X-BAT dapat melanjutkan misi secara mandiri berdasarkan aturan keterlibatan terakhir yang ditetapkan.
Teknologi dan Kemampuan Otonomi
X-BAT menerapkan sistem navigasi tanpa bergantung pada GPS, menggunakan berbagai teknologi untuk memenuhi kebutuhan peluncuran dan pelaksanaan misi. Shield AI juga menekankan pentingnya pembaruan perangkat lunak yang cepat, suatu aspek penting dalam konflik modern yang membutuhkan adaptasi cepat terhadap situasi yang berubah.
Dengan ketahanan radar yang lebih baik dibandingkan sistem CCA lainnya, X-BAT dirancang untuk beroperasi dengan efisiensi tinggi dalam berbagai kondisi misi. Desain modularnya juga memudahkan integrasi misi baru sesuai perkembangan kebutuhan strategis.
Potensi Penggunaan dan Keuntungan Ekonomi
X-BAT dapat dikerahkan dari kapal kecil, berpotensi membentuk skuadron mini dengan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan jet generasi kelima. Dengan estimasi harga yang lebih terjangkau, pesawat ini menawarkan alternatif menarik untuk kebutuhan angkatan bersenjata modern. Desainnya juga memungkinkan hingga tiga unit X-BAT muat di ruang yang sama dengan satu pesawat tradisional, meningkatkan efisiensi penggunaan ruang.
Masa pakai sasis yang dirancang mencapai 10 tahun, dan perkembangan program ini telah memasuki fase penting dengan berbagai pengujian. Demonstrasi VTOL dijadwalkan mulai dilakukan pada paruh kedua tahun 2026, diikuti penerbangan penuh yang diharapkan berlangsung sekitar tahun 2028.
Implikasi untuk Operasi Militer Modern
Keberadaan X-BAT pun diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada landasan pacu, satu faktor yang krusial dalam meningkatkan efektivitas serangan mendadak di medan perang. Dengan otonomi tinggi dan kemampuan operasi yang fleksibel, pesawat ini berpotensi memenuhi aspirasi Angkatan Udara AS dalam mengembangkan kekuatan udara terjangkau.
Dengan peluncuran X-BAT, Shield AI menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat memberi dampak besar dalam strategi pertahanan modern, menciptakan alat baru untuk memenuhi tantangan yang ada di masa depan. Pesawat ini tidak hanya menjanjikan performa tinggi, tetapi juga membawa paradigma baru dalam penggunaan kekuatan udara yang lebih canggih dan responsif.
Source: tekno.sindonews.com
