Mengenal Asteroid 2025 PN7: Bulan Kedua yang Mengorbit Bersama Bumi

Bumi kini memiliki “teman” baru di luar angkasa yang dikenal dengan nama asteroid 2025 PN7. Ditemukan oleh astronom melalui penelitian yang dipublikasikan di jurnal IOP Science, benda langit ini berfungsi sebagai quasi-moon yang mengikuti orbit Bumi saat mengelilingi Matahari. Meski terlihat seolah mengorbit Bumi, 2025 PN7 sebenarnya tetap mengelilingi Matahari dan hanya memiliki jalur orbit yang mirip dengan Bumi.

Asteroid kecil ini diperkirakan akan menemani Bumi hingga tahun 2083, sebelum akhirnya menjauh kembali ke orbitnya sendiri. “Objek seperti ini sering ‘menemani’ Bumi selama bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade, sebelum akhirnya pergi,” ujar Phil Nicholson, professor astronomi di Cornell University. Dia menggambarkan fenomena ini dengan menggunakan analogi seekor serigala yang mengikuti rombongan pemburu zaman prasejarah.

Menurut data dari NASA, 2025 PN7 memiliki ukuran yang kecil dan redup, dengan tingkat kecerahan sekitar magnitudo 26. Ini menjadikan asteroid ini tak terlihat tanpa teleskop canggih. Zoe Ponterio, manajer Spacecraft Planetary Image Facility di Cornell University, menjelaskan bahwa orbitnya berbentuk lonjong. Asteroid ini terkadang lebih dekat ke Matahari dibanding Bumi dan pada lain waktu lebih jauh, yang menyebabkan pergerakannya tampak seolah-olah mengelilingi Bumi.

Fenomena ini sering disebut pola “horseshoe orbit” atau orbit tapal kuda. Dalam pola ini, 2025 PN7 tampak berayun bolak-balik di sekitar orbit Bumi hingga akhirnya menjauh. Ditemukan pertama kali pada 29 Agustus 2025 melalui teleskop Pan-STARRS di Observatorium Haleakal, Hawaii, analisis data menunjukkan bahwa asteroid ini telah berada dalam jalur yang sama selama lebih dari enam dekade.

Dengan penemuan ini, jumlah quasi-moon yang mengiringi orbit Bumi kini meningkat menjadi tujuh. Namun, Ponterio menekankan bahwa masyarakat sebaiknya tidak berharap untuk melihat dua bulan di langit malam. “Benda ini terlalu kecil, terlalu redup, dan terlalu jauh untuk dilihat tanpa teleskop yang sangat kuat,” katanya.

Penemuan 2025 PN7 menambah pemahaman akan kompleksitas tata surya kita yang lebih dari sekadar delapan planet dan satu bulan. Kelle Cruz, profesor fisika dan astronomi dari Hunter College, New York, menyebutkan bahwa ini merupakan pengingat betapa banyak objek kecil dan samar yang ada di luar sana. Dia juga menekankan bahwa proyek observasi besar seperti Pan-STARRS dan survei LSST di Observatorium Rubin, Cile, akan berkontribusi dalam pengungkapan lebih banyak fenomena serupa di masa depan.

Meskipun istilah “bulan kedua” mungkin terdengar menarik, para ahli memastikan asteroid ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi. Jalur orbitnya stabil dan tidak mendekati planet kita secara berbahaya. “Benda ini hanyalah pengiring kosmik yang kebetulan bergerak seirama dengan Bumi,” kata Nicholson. Asteroid ini akan terus berada di dekat Bumi selama beberapa dekade, lalu perlahan menjauh, mirip dengan teman yang berpisah arah setelah melakukan perjalanan bersama.

Dengan penemuan seperti 2025 PN7, kita diingatkan akan banyaknya keajaiban di luar angkasa yang masih menunggu untuk ditemukan dan dipahami. Upaya penelitian dan observasi yang terus dilakukan memberikan harapan untuk menemukan lebih banyak misteri yang menyelimuti tata surya kita.

Source: www.suara.com

Exit mobile version