Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025, yang dijadwalkan berlangsung pada bulan November, kini sedang dalam tahap persiapan akhir. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah merilis informasi mengenai jadwal ujian susulan khusus bagi peserta jenjang SMA/MA dan SMK/MAK yang memiliki kondisi tertentu. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan agar siswa yang aktif mengikuti kegiatan akademik non-kurikuler tidak kehilangan kesempatan mengikuti TKA.
Ujian susulan ini tidak berlaku untuk semua siswa, melainkan hanya untuk mereka yang terlibat dalam kegiatan spesifik, termasuk Praktik Kerja Lapangan (PKL), program pertukaran pelajar, atau kompetisi bergengsi di tingkat nasional dan internasional. Dengan langkah ini, Kemendikdasmen berupaya memastikan bahwa partisipasi siswa dalam berbagai aktivitas berprestasi tidak menghalangi kesempatan mereka mengikuti ujian yang dianggap sebagai salah satu indikator penting dalam perjalanan akademik.
Antusiasme terhadap TKA 2025 tercermin dari jumlah pendaftar yang mencapai lebih dari 3,5 juta siswa di jenjang SMA, setara dengan sekitar 85 persen dari total target nasional. Hal ini menunjukkan betapa signifikan TKA bagi siswa di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Untuk itu, Kemendikdasmen berkomitmen menggelar TKA yang inklusif dan ramah disabilitas, dengan menyediakan fasilitas khusus bagi peserta dengan keterbatasan fisik.
Salah satu upaya inklusif yang dilakukan adalah dengan menyediakan screen reader dan soal-soal yang bebas dari unsur grafik bagi peserta tunanetra. Selain itu, terdapat penyesuaian pada tata letak dan navigasi aplikasi TKA agar lebih mudah diakses oleh siswa disabilitas. Melalui langkah-langkah ini, Kemendikdasmen ingin memastikan segala keterbatasan fisik tidak menjadi halangan bagi siswa untuk menunjukkan kemampuan akademik mereka.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menekankan bahwa pelaksanaan TKA adalah bentuk nyata dari upaya menghadirkan layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan. Ini sejalan dengan amanah dalam Sistem Pendidikan Nasional dan visi Presiden Prabowo Subianto. Abdul Mu’ti mengatakan, “TKA ini adalah bagian dari upaya kita bersama untuk memberikan semangat baru bagi para murid, khususnya mereka yang kini belajar di tingkat SLTA, dalam menyiapkan masa depan mereka.”
Pelaksanaan TKA 2025 mengusung filosofi di balik penyelenggaraan yang berlandaskan pada prinsip kejujuran dan kebahagiaan. Sebab, sifat TKA yang tidak diwajibkan atau tidak menjadi penentu kelulusan, membuat semua peserta yang mengikuti adalah mereka yang sudah siap secara mental dan akademik untuk berkompetisi. Ini pun menciptakan suasana ujian yang lebih kondusif dan autentik.
Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya menciptakan pengalaman ujian yang menyenangkan, bukan menegangkan. Dengan pendekatan ini, hasil TKA diharapkan benar-benar mencerminkan kemampuan otentik dari setiap siswa.
Dalam persiapan ujian ini, Kemendikdasmen berupaya memberikan pengalaman yang berbeda bagi peserta, yang tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga proses. Pendidikan yang inklusif dan berkeadilan menjadi fokus utama, untuk memastikan tidak ada siswa yang tertinggal dalam proses belajar.
Sebagai informasi tambahan, dalam pelaksanaan TKA 2025 diharapkan akan ada pembaruan metode dan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Upaya ini bertujuan untuk menjadikan TKA sebagai ajang yang tidak hanya menilai akademik, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan yang relevan.
Dengan semua upaya tersebut, TKA diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam sistem pendidikan Indonesia yang lebih ramah terhadap semua kalangan.
Source: www.suara.com
