
Ketika sebuah makhluk hidup mengalami kematian, proses yang rumit di dalam tubuhnya mulai berhenti, meninggalkan jejak yang dapat diukur untuk menentukan waktu kematiannya. Penemuan tentang karbon-14, sebuah isotop radioaktif yang dihasilkan dari radiasi kosmik, telah menjadi kunci untuk memecahkan misteri usia berbagai sampel biologis. Melalui metode ini, para ilmuwan dapat mengetahui dengan akurasi yang tinggi kapan tanaman atau hewan, termasuk manusia, meninggalkan dunia ini.
Sejarah penemuan ini bermula pada tahun 1940-an ketika ahli kimia Willard Libby, yang belajar mengenai proses pembuatan karbon-14 di lab, mengalihkan perhatiannya untuk mencari zat ini di alam. Libby yakin bahwa konsentrasi karbon-14 bisa ditemukan dalam limbah yang dihasilkan oleh penduduk Baltimore. Penelitiannya menunjukkan bahwa isotop ini diproduksi secara konstan ketika sinar kosmik menghantam nitrogen di atmosfer, mengubahnya menjadi karbon-14. Proses ini menjadi bagian dari siklus kehidupan, di mana tumbuhan menyerap karbon dioksida yang mengandung isotop tersebut selama pertumbuhan mereka.
Setiap makhluk hidup terus memperbarui cadangan karbon-14 hingga saat kematian. Setelah itu, akumulasi karbon-14 di dalam tubuh berhenti dan isotop tersebut mulai meluruh dengan tingkat yang konsisten. Dengan mengukur sisa karbon-14 yang terdapat dalam bahan organik, ilmuwan dapat memperkirakan usia objek tersebut. Proses ini memungkinkan penentuan waktu kematian yang efisien, hampir seperti jam alami yang mengukur waktu.
Metode penanggalan radiokarbon, yang dikenal sebagai “pulsa bom,” menjadikan penanggalan objek dari era pasca-Perang Dunia II sangat akurat—hingga satu tahun, dalam beberapa kasus. Hal ini dimungkinkan berkat ratusan uji coba senjata nuklir yang dilakukan di atmosfer pada tahun 1950-an dan 1960-an, yang menyebabkan lonjakan kadar karbon-14 dalam lingkungan. Dengan membandingkan pengukuran karbon-14 dari sampel dengan kurva penurunan isotop tersebut, para ilmuwan mendapatkan informasi yang lebih precise mengenai usia sampel.
Rachel Wood, seorang peneliti terkait, menggambarkan proses ini sebagai hal yang sangat menarik. “Sangat menyenangkan bisa langsung melihat hasilnya,” ungkapnya. Ini menunjukkan bagaimana pengukuran yang teliti bisa membawa dampak besar dalam banyak disiplin ilmu, termasuk arkeologi dan forensik.
Tidak hanya bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, penanggalan radiokarbon juga membantu menyelesaikan banyak misteri yang berkaitan dengan sejarah. Misalnya, kerangka yang ditemukan oleh ahli geologi William Buckland di Wales pada tahun 1823 akhirnya dapat dianalisis berkat metode ini. Peneliti memiliki potensi untuk mengungkap kebenaran di balik banyak kisah dan artefak yang tersimpan dalam katalog sejarah umat manusia.
Dengan teknologi yang semakin berkembang, akselerator sekarang dapat menentukan usia sampel dengan ukuran sangat kecil, dalam beberapa kasus hanya satu miligram. Namun, persiapan sampel tetap memerlukan waktu yang lama untuk menghilangkan kontaminasi karbon. Meski proses ini rumit, hasil yang diperoleh dapat memberikan informasi yang sangat berharga.
Keberadaan karbon-14 tidak hanya bermanfaat dalam penanggalan, tetapi juga menciptakan jembatan dalam pemahaman kita tentang bagaimana makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan mereka. Keberhasilan metode ini mengambil tempat penting dalam sejarah ilmiah dan membuka jalan baru untuk penelitian di banyak bidang.
Dengan begitu, penemuan karbon-14 tidak hanya menjadi alat vital dalam menentukan waktu kematian, tetapi juga membantu kita memahami lebih dalam kembali mengenai siklus kehidupan dan hubungan antara berbagai bentuk hidup di planet ini.
Baca selengkapnya di: tekno.sindonews.com




