Ular Purba yang Lama Hilang Muncul Kembali di Pulau Komodo: Apa Artinya untuk Ekosistem?

Seorang videografer bawah air baru-baru ini menangkap penampakan spesies ular purba di Pulau Komodo, Indonesia. Penemuan ini menjadi sorotan karena ular yang muncul, yaitu Acrochordus granulatus, adalah hewan yang biasanya lama tidak terlihat.

Ular purba ini terlihat berenang perlahan di dasar laut. Video yang diunggah oleh John Roney menunjukkan ular tersebut berwarna hijau dengan tubuh tertutup alga. “Predator menyergap area yang dipenuhi alga,” ungkap Roney. Kamuflase ini efektif untuk menangkap mangsa yang tidak menyadari keberadaannya.

Dalam video tersebut, terlihat bahwa kulit kasar ular ini membantu menjebak alga. Hal ini membuat ular tampak menyatu dengan lingkungan laut di sekitarnya. Mereka dapat bersembunyi dengan baik dan menunggu ikan mendekat untuk menyergapnya.

Ular ini adalah spesies yang sepenuhnya hidup di air tetapi bernapas menggunakan paru-paru. Meski demikian, ular ini juga kadang muncul ke permukaan untuk bernapas. Momen langka ini terjadi di dekat Taman Nasional Komodo, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO. Taman ini terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang kaya.

Ular Acrochordus granulatus dapat memberikan gigitan yang cukup menyakitkan jika diprovokasi. Gigi bengkoknya memungkinkan ular ini untuk menancapkan gigi pada korbannya. Ini bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan bagi mereka yang terjebak dalam gigitan ular ini.

Spesies ini tidak memiliki masalah konservasi di Indonesia. Namun, ular ini sering diperjualbelikan untuk dijadikan hewan peliharaan. Persebaran ular ini meliputi berbagai daerah di Indonesia, seperti Ambon, Flores, dan Sulawesi.

Berbeda dengan spesies lain seperti A. arafurae dan A. javanicus yang hanya dapat hidup di air tawar, A. granulatus memiliki toleransi terhadap kadar garam. Ular ini dapat ditemukan di perairan payau seperti pesisiran pantai dan muara. Mereka juga dapat beradaptasi di sungai, rawa, dan badan air lainnya.

Ular ini aktif pada malam hari untuk berburu. Mereka memangsa berbagai ikan, termasuk kerapu dan ikan gobi, serta hewan lain seperti kepiting. Pola tubuh ular ini yang khas sering membuatnya bingung dengan ular laut asli.

Ular ini adalah yang terkecil dalam marga Acrochordus. Badan ular ini biasanya berwarna abu-abu hingga hitam-abu-abu dengan belang-belang putih atau kuning. Pola ini sangat terlihat pada individu muda dan bisa memudar saat mereka dewasa.

Ular ini biasanya melahirkan lima hingga sepuluh individu yang berukuran sekitar 22 cm. Dalam habitat alaminya, mereka dapat ditemukan pada kedalaman hingga 20 meter. Ular ini lebih sering berada di perairan dangkal karena mereka perlu sering muncul ke permukaan untuk mengambil udara.

Temuan ini menjelaskan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati di Pulau Komodo. Ular purba ini menjadi simbol dari ekosistem yang kaya dan rentan. Penemuan spesies seperti ini seharusnya meningkatkan kesadaran tentang perlunya konservasi. Dengan upaya yang tepat, kita dapat memastikan spesies ini tidak hanya muncul di video, tetapi juga dapat terus hidup di habitatnya.

Baca selengkapnya di: tekno.sindonews.com

Berita Terkait

Back to top button