Delegasi Indonesia mengusulkan penerapan kecerdasan buatan (AI) yang etis dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan posisi Indonesia yang sejalan dengan tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper”.
Dalam pernyataannya, Airlangga menegaskan pentingnya menciptakan digitalisasi yang inklusif. Ia juga menyoroti perlunya mengutamakan konsep human-centered AI. Pendekatan ini berfokus pada pengendalian manusia dalam pengambilan keputusan yang melibatkan AI.
Human-centered AI menekankan peran penting manusia dalam setiap aspek pengembangan teknologi ini. “Pendekatan ini menjamin bahwa etika tetap menjadi bagian integral dari kecerdasan buatan,” ungkap Airlangga. Hal ini menandakan bahwa manusia harus tetap terlibat dalam proses loop kecerdasan buatan.
Konsep ini mendukung pilar innovate, yang berupaya memperkuat kapasitas sumber daya manusia, dan menekankan inovasi teknologi berbasis AI. Sementara itu, dalam konteks connect, Indonesia juga fokus pada digitalisasi untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Peningkatan kerja sama dalam perdagangan dan investasi juga menjadi fokus utama.
Airlangga menambahkan, Indonesia berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan, energi, dan ekonomi kreatif. Tujuannya adalah berkembang sebagai motor pertumbuhan baru di kawasan. Dengan demikian, Indonesia berharap dapat meningkatkan kolaborasi antarnegara dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Pilar prosper berhubungan dengan mencapai carbon neutrality dan menciptakan ketahanan sosial. Upaya ini sekaligus mengantisipasi persoalan seperti populasi yang menua. Komitmen ini menunjukkan bahwa Indonesia tak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada keberlanjutan.
Selain itu, Indonesia menegaskan perlunya membangun kepercayaan (trust) dan ketahanan ekonomi (resiliency) antarnasional. Upaya ini dirancang untuk menjaga stabilitas serta keberlanjutan ekonomi kawasan. “Kami mendorong rebuild trust dan resiliency trust melalui practical cooperation,” tandas Airlangga.
Keterlibatan Indonesia dalam APEC menunjukkan bahwa negara ini tidak hanya mempunyai perhatian terhadap pertumbuhan teknologi, tetapi juga terhadap implikasi etis dan sosial yang menyertainya. Penerapan human-centered AI dapat membantu menciptakan lingkungan di mana manusia tetap menjadi pusat perhatian dalam pengembangan teknologi.
Dengan proporsi yang lebih etis dalam pengembangan AI, Airlangga berharap dampak positif dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Ia meyakini bahwa integrasi antara teknologi dan etika penting untuk memastikan manfaat yang maksimal bagi generasi mendatang.
Airlangga juga mencatat bahwa AI seharusnya tidak menggantikan manusia, melainkan mendukung peran mereka. Inisiatif ini sangat penting terutama dalam konteks digitalisasi dan modernisasi UMKM Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memberikan dukungan konkret, sehingga pelaku usaha kecil juga merasakan manfaat dari era digital.
Melalui upaya ini, Airlangga berharap bisa membuka jalan bagi intervensi manusia yang lebih besar dalam pengembangan AI. Keterlibatan aktif manusia sangat krusial untuk memastikan bahwa inovasi teknologi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com




