Penemuan baru di Tel Megiddo, Israel, mengungkap ritual kuno yang terkait dengan pertempuran akhir dalam Alkitab. Arkeolog menemukan artefak berusia 3.300 tahun yang merupakan peninggalan bangsa Kanaan, termasuk kuil mini dari keramik dan wadah ritual. Temuan ini terjadi di Lembah Jezreel, lokasi yang dikenal sebagai medan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan.
Tel Megiddo, dahulu merupakan benteng strategis sekaligus pusat militer penting. Lokasi ini memiliki lebih dari 30 lapisan peradaban dengan sejarah yang mulai sekitar 4500-3500 SM. Penemuan artefak tersebut menunjukkan bahwa megiddo sudah menjadi pusat aktivitas ritual kuno. Meski tidak membuktikan kisah Armageddon secara literal, artefak tersebut menggambarkan pentingnya Megiddo dalam konteks spiritual dan keagamaan.
Kegiatan keagamaan di luar tembok kota mencerminkan gambaran Alkitabiah terkait Megiddo. Dalam Kitab Wahyu, Armageddon adalah lokasi konfrontasi akhir antara kebaikan dan kejahatan. Bahkan, ritual kuno yang berlangsung di sekitar benteng menegaskan peran Megiddo sebagai simbol konflik spiritual dan kekuasaan.
Penemuan lain yang signifikan adalah tempat pemerasan anggur berusia 5.000 tahun. Ini adalah salah satu yang tertua di Israel. Masyarakat kuno di Megiddo telah mengenal produksi anggur sejak awal urbanisasi. Bangunan di sekitar menunjukkan bahwa tempat pemerasan tersebut sangat berperan dalam kehidupan komunitas.
Kombinasi artefak seperti bejana ritual kuno, kuil mini, dan fasilitas pemerasan anggur menunjukkan Megiddo sebagai pusat keagamaan dan budaya. Bejana berbentuk domba jantan yang ditemukan diyakini digunakan untuk persembahan cairan seperti susu, minyak, atau anggur. Masyarakat mungkin melakukan persembahan di altar terbuka karena tidak semua warga dapat mengakses kuil utama.
Bejana tersebut ditemukan dalam kondisi utuh, yang jarang ditemui. Mangkok kecil pada tubuh domba berfungsi sebagai corong, sedangkan mangkuk lain digunakan untuk menuangkan cairan. Ini memberikan gambaran tentang bagaimana cairan dipersembahkan dalam ritual kuno tersebut.
Dua arkeolog utama, Dr. Amir Golani dan Barak Tzin, menyebut temuan ini sebagai bukti penting praktik pembuatan anggur di kota-kota kuno. Direktur IAA, Eli Escusido, menyebut seluruh penemuan ini sebagai warisan nasional. Setiap lapisan yang digali di Megiddo memberikan gambaran tentang kehidupan, kepercayaan, dan perkembangan kota selama ribuan tahun.
Seiring dengan penemuan ini, keyakinan tentang ritual kuno di Tel Megiddo semakin menguat. Praktik tersebut bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan bagian penting dari identitas spiritual yang telah berlanjut selama ribuan tahun. Lokasi ini tetap dianggap sebagai panggung pertempuran terakhir dalam catatan Alkitab, menegaskan signifikansi sejarah dan religiusnya.
Dengan penemuan ini, arkeologi terus menggali warisan yang kaya di Tel Megiddo. Temuan ini semakin menambah pemahaman kita tentang masyarakat kuno serta praktik religius yang telah membentuk identitas mereka. Di masa depan, diharapkan lebih banyak lagi yang dapat terungkap dari situs bersejarah ini.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com




