Warga Tiberias, Israel, kini hidup di tengah kecemasan. Mereka mengalami peningkatan serangan dari ular berbisa yang memasuki area permukiman. Dalam sebulan terakhir, laporan menyebutkan bahwa ular terlihat hampir setiap hari di apartemen, tangga, dan halaman warga. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan adanya sarang ular di bawah gedung-gedung tersebut.
Seorang warga yang mengungkapkan kekhawatirannya bercerita, “Kami hidup seperti di film horor. Anak saya bangun untuk minum air dan menemukan seekor ular di kandang anjing. Saya pergi ke dapur, dan ada seekor ular. Ini sudah menjadi rutinitas, tiada hari tanpa ular.” Kejadian ini menciptakan suasana yang tak nyaman bagi penduduk.
Sebagian besar warga melaporkan penemuan ular di berbagai tempat, termasuk di ruang tamu dan tangga. “Anak saya menemukan seekor bayi ular di ruang tamu kemarin. Kami takut memasuki rumah kami sendiri,” kata seorang ibu. Masyarakat mengungkapkan kekesalan terhadap respons pemerintah yang dinilai lamban. Meskipun penangkap ular telah dipanggil sebelumnya, mereka merasa masalah ini semakin memburuk.
Warga menduga bahwa ular-ular tersebut mungkin muncul dari area terbuka di dekat hunian mereka. “Ular terus keluar dari tanah, dan tidak ada yang menyelidiki penyebabnya,” tulis salah satu penduduk. Mereka meminta tindakan lebih tegas dari pemerintah kota untuk menangani situasi ini.
Pemerintah daerah mengakui adanya keluhan tersebut. Mereka mengumumkan bahwa penangkap ular telah dikirim kembali untuk memeriksa dan menilai area tersebut. Namun, banyak yang merasa optimisme ini belum cukup untuk mengatasi rasa takut yang mendera. “Kami ingin mereka melakukan pemberantasan menyeluruh, bukan hanya memanggil penangkap ular,” kata seorang warga.
Kekhawatiran semakin meningkat saat beberapa warga melaporkan adanya kalajengking di sekitar lingkungan. “Berbahaya, dan sampai terjadi tragedi, mereka tidak akan mengerti,” imbuh seorang pria, yang mewakili keresahan masyarakat. Banyak orang tua mengekspresikan kekhawatiran mereka tentang keselamatan anak-anak.
Warga Tiberias kini menuntut pembersihan dan pemberantasan lengkap. Mereka berargumen bahwa situasi ini merupakan ancaman serius bagi keselamatan keluarga. Rasa khawatir tak tertahankan, terutama bagi orang tua yang tidak dapat menjamin keamanan anak-anak mereka ketika bermain di luar rumah.
Pihak berwenang di Tiberias, yang sekarang berada di bawah tekanan publik, berjanji untuk melakukan pengawasan lebih ketat. Mereka memastikan bahwa penanganan akan dilakukan secepatnya. Namun, banyak warga merasa ini sudah terlambat. “Kami sudah tidak merasa aman di rumah kami sendiri. Setiap malam, saya khawatir anak saya terbangun dan menemukan ular di tempat tidur,” ungkap seorang ibu.
Bukan hanya sekadar kisah seram. Kejadian ini juga merupakan peringatan bagi pemerintah dan masyarakat. Penting untuk menginvestigasi lebih dalam mengenai ekosistem yang mendukung keberadaan ular-ular tersebut. Apakah ada faktor lingkungan yang turut berperan dalam peningkatan populasi ular berbisa ini?
Sebagai langkah awal, mesin pemantau dan penangkap ular kini mulai dikerahkan secara lebih intensif. Namun, penduduk setempat tetap berharap adanya solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini. Mereka ingin agar tindakan pencegahan diimplementasikan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kekhawatiran yang dialami warga Tiberias menunjukkan perlunya kesadaran akan isu kesehatan dan keselamatan yang bisa terjadi di lingkungan sekitar. Ini menjadi gambaran nyata tentang bagaimana faktor lingkungan dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Bagi penduduk, setiap hari kini menjadi tantangan, dengan harapan bahwa tindakan konkret segera dilakukan untuk menjamin keselamatan mereka.
Baca selengkapnya di: tekno.sindonews.com