Tim peneliti yang mengkaji piramida Giza baru saja mengumumkan penemuan dua anomali menarik di Piramida Menkaure. Anomali ini teridentifikasi melalui teknik non-invasif, yang memungkinkan mereka menjelajahi struktur tanpa merusak batu kuno. Penemuan ini menambah dimensi baru dalam pemahaman kita tentang situs arkeologis yang terkenal ini.
Piramida Menkaure, dibangun untuk Firaun Menkaure, adalah yang terkecil di Giza. Meskipun ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan Piramida Khufu dan Khafre, sejarah dan arsitektur Menkaure menyimpan banyak misteri. Sejak dikaji oleh Reisner pada awal abad ke-20, piramida ini telah menunjukkan lapisan sejarah yang lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.
Salah satu temuan menarik adalah lapisan granit yang belum selesai pada piramida. Tim peneliti percaya bahwa rencana awal mungkin mencakup penutupan seluruh struktur, tetapi hanya tujuh baris blok yang terawat. Keberadaan granit ini jadi petunjuk potensi adanya pintu masuk kedua ke dalam piramida.
Peneliti mencatat bahwa kemiripan visual antara bagian-bagian granit di sisi timur dan sekitar pintu masuk utama di sisi utara menunjukkan adanya sesuatu yang lebih dari sekadar struktur biasa. Beberapa blok granit ini sangat halus dan dipasang dengan baik, menciptakan spekulasi mengenai keberadaan rongga tersembunyi di baliknya.
Untuk menginvestigasi dugaan tersebut, tim menggunakan berbagai teknik non-invasif. Mereka mengaplikasikan radar penembus tanah (GPR), pengujian ultrasonik (UST), dan tomografi resistivitas listrik. Teknik-teknik itu memberikan gambaran tentang apa yang mungkin tersembunyi di balik blok granit yang halus.
Dua anomali, yang disebut A1 dan A2, ditemukan di belakang blok granit tersebut. Anomali A1 memiliki dimensi sekitar 1,5 m x 1,0 m dan terletak pada kedalaman 1,35 m. Sementara itu, anomali A2 lebih kecil, dengan ukuran 0,9 m x 0,7 m dan kedalaman 1,13 m. Kedua anomali ini diduga adalah rongga berisi udara, memberikan indikasi bahwa struktur piramida lebih rumit dari yang terlihat.
Simulasi yang dilakukan mendukung interpretasi bahwa kedua anomali tersebut mungkin merupakan ruang kosong di dalam batu kapur. Hal ini memberi harapan akan adanya jalur masuk lain ke piramida yang selama ini tidak terdeteksi.
Christian Grosse dari Universitas Teknik Munich menyatakan bahwa hasil ini menunjukkan adanya kemungkinan koridor atau ruang tersembunyi di dalam piramida. Metodologi yang digunakan memungkinkan peneliti untuk melakukan kesimpulan yang tepat tanpa merusak struktur bersejarah.
Meskipun temuan ini menjanjikan, tim juga mengingatkan bahwa informasi yang diperoleh masih terbuka untuk interpretasi lebih lanjut. Kedalaman penetrasi metode yang digunakan dapat menjadi kendala dalam mengonfirmasi temuan tersebut secara lebih definitif.
Dengan adanya penemuan ini, perhatian baru kembali tertuju pada Piramida Menkaure. Keinginan untuk memahami struktur kuno ini sangat kuat. Pertanyaan tentang fungsi dan kekayaan sejarah piramida ini membuka peluang penelitian lebih lanjut.
Kedepannya, kemungkinan penelitian mendalam pada struktur ini bisa memberikan wawasan lanjutan tentang bagaimana masyarakat Mesir kuno membangun dan merawat monumen monumental ini. Keberadaan dua anomali ini adalah langkah kecil menuju pemahaman yang lebih besar mengenai warisan sejarah Mesir yang tiada tara.
Baca selengkapnya di: tekno.sindonews.com