
Ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa singa memiliki lebih dari satu jenis auman. Penelitian ini dilakukan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) yang mengubah cara kita memahami komunikasi hewan besar ini. Selama ini, auman singa dikenal sebagai suara ikonik yang familiarnya. Namun, kehadiran teknologi baru menjelaskan kompleksitas auman singa yang lebih mendalam.
Singa digunakan untuk berbagai auman dalam berbagai konteks. Auman keras biasanya digunakan untuk tanda wilayah atau komunikasi jarak jauh antara anggota kawanan. Menurut Jonathan Growcott dari Universitas Exeter, ada berbagai tipe suara singa termasuk chuff, mew, dan geraman. Hal ini menunjukkan bahwa auman singa memberikan lebih banyak informasi daripada yang sebelumnya dipahami.
Tim peneliti mengidentifikasi empat jenis auman yang berbeda: erangan, auman penuh, auman perantara yang baru ditemukan, dan gerutuan. Ini penting karena auman ini bisa digunakan untuk memperkirakan ukuran populasi singa. Biasanya, penilaian manusia berpotensi menimbulkan bias dalam identifikasi vocalisasi. Dengan menggunakan AI, mereka mengklaim bisa menghasilkan analisis yang lebih akurat.
Teknik ini diterapkan dalam penelitian di Taman Nasional Nyerere di Tanzania. Selama 62 hari, 50 perekam suara dipasang untuk merekam vokalisasi singa. Penelitian juga melibatkan pemasangan perangkat biologi pada beberapa singa di Zimbabwe. Data menunjukkan berbagai variasi dalam aumannya.
Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaaman tentang singa, tetapi juga memberi harapan bagi konservasi. Dengan identifikasi vokalisasi yang lebih tepat, para konservasionis dapat lebih efektif dalam melindungi populasi singa yang terancam punah. Pendekatan berbasis AI ini menciptakan efisiensi dalam memantau hewan liar.
Kemajuan ini mirip dengan penemuan sebelumnya dalam komunikasi hyena. Ini menunjukkan bahwa banyak hewan mungkin memiliki cara kompleks dalam berkomunikasi yang belum kita eksplorasi. Karena itu, penting untuk terus mendorong penelitian yang lebih mendalam tentang komunikasi hewan.
Mengenai manfaat praktisnya, analisis data vokalisasi singa menggunakan metode yang dapat dipakai oleh siapa saja. Non-ahli pun bisa mengakses dan menganalisis data tersebut. Hal ini membuka peluang bagi peneliti saudara untuk memeriksa data vokalisasi dari spesies lain.
Pertumbuhan teknologi akustik sangat penting untuk memantau spesies terancam. Seperti yang disebutkan oleh Growcott, perlu ada paradigma baru dalam pemantauan satwa liar. Teknik-teknik akustik pasif bisa memberikan cara yang lebih efisien dan efektif. Ini akan memberikan dampak yang besar dalam usaha pelestarian singa dan hewan terancam lainnya.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam studi biologi, pemahaman kita tentang satwa liar menjadi semakin mendalam. Oleh karena itu, inovasi dalam pendekatan konservasi sangat penting untuk menjaga ekosistem. Penemuan tentang auman singa ini adalah contoh nyata bagaimana AI bisa mendukung penelitian biologi dan upaya konservasi yang lebih baik.
Baca selengkapnya di: tekno.sindonews.com




