Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arif Satria, baru-baru ini mengumumkan rencana untuk membangun pusat penelitian baru. Pusat ini akan fokus pada produksi protein, khususnya dalam sektor perikanan tangkap. Langkah ini diambil untuk mendukung peningkatan produksi protein nasional.
Pernyataan ini disampaikan setelah Arif Satria bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta pada 24 November 2025. Dalam pertemuan tersebut, Arif menjelaskan bahwa pembentukan pusat penelitian ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat riset dan inovasi di Indonesia.
Arif menyebutkan, “Insyaallah kami akan segera membentuk pusat penelitian perikanan tangkap untuk bisa menunjang target peningkatan produksi untuk protein ini.” Pernyataan ini menunjukkan komitmen BRIN untuk berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Presiden Prabowo juga memberikan arahan terkait peran penting BRIN. Dia menekankan bahwa BRIN harus selalu memberikan harapan baru melalui temuan dan inovasi. Ini penting untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di masyarakat. Presiden Prabowo menyatakan, “BRIN adalah sebuah institusi riset yang sangat penting buat bangsa ini.” Fokus pada inovasi diharapkan dapat mendorong kemajuan di berbagai sektor.
Menggali lebih dalam, Arif menjelaskan bahwa BRIN sudah menyiapkan langkah-langkah strategis. Ini termasuk kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain, serta mitra seperti Agrinas. Agrinas diharapkan menjadi partner yang aktif dalam hilirisasi inovasi. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan teknologi terkini kepada sektor pangan.
Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa tujuan swasembada pangan harus diperluas. Produksi tidak hanya terfokus pada komoditas pangan utama seperti padi dan jagung, tetapi juga pada sumber protein lainnya. Poin ini menjadi salah satu keprihatinan utama yang harus ditangani melalui riset yang lebih intensif.
Sektor lain yang menjadi perhatian adalah industri strategis. Presiden Prabowo menekankan pentingnya BRIN untuk mendukung industri yang menyerap banyak tenaga kerja. Indonesia memiliki potensi dalam industri garmen dan sepatu. Namun, kemandirian di sektor elektronik juga perlu diperkuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Adapun dalam bidang riset lainnya, BRIN juga akan mengembangkan kerjasama dengan sektor pertahanan. Penelitian dan pengembangan untuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) disebutkan sebagai fokus baru. BRIN berencana untuk memperluas kolaborasi dengan PT Dirgantara Indonesia dan Pindad, termasuk dalam penguatan R&D produk otomotif nasional.
Komitmen Presiden Prabowo untuk memperkuat riset dan inovasi menjadi momentum bagi BRIN dalam konsolidasi. Menurut Arif, hal ini merupakan kesempatan besar untuk menata ulang riset nasional. Dia meyakini, “Ini momentum yang sangat baik untuk konsolidasi riset dan inovasi nasional.”
Dengan adanya pusat penelitian yang fokus pada protein dan kolaborasi yang lebih kuat antar lembaga, harapan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan menciptakan stir up industri di Indonesia semakin nyata. Peningkatan produksi protein akan memiliki dampak besar pada kesehatan masyarakat serta perekonomian nasional secara keseluruhan.
Dalam konteks ini, kehadiran BRIN sebagai lembaga riset dan inovasi menjadi sangat vital. BRIN diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam menghadapi tantangan yang ada dan membawa harapan baru untuk bangsa.
Baca selengkapnya di: teknologi.bisnis.com




