Jejak Genetik Serigala di DNA Anjing Modern: Temuan Studi yang Mengejutkan

Penelitian terbaru mengungkap bahwa sebagian besar anjing modern masih menyimpan jejak DNA serigala. Ini menunjukkan bahwa persilangan antara anjing dan serigala berlangsung jauh setelah proses domestikasi yang terjadi sekitar 20.000 tahun lalu. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal PNAS dan menyoroti hubungan genetik yang lebih kompleks antara kedua spesies tersebut.

Para peneliti menganalisis hampir 2.700 genom anjing dan serigala dari era Pleistosen hingga modern. Mereka menemukan bahwa DNA serigala dalam anjing modern tidak hanya berasal dari pemisahan awal, tetapi juga dari persilangan yang terjadi sekitar 900 generasi lalu, atau sekitar 2.600 tahun. Pada masa itu, anjing telah menjadi hewan peliharaan. Ini menunjukkan bahwa hubungan genetik kedua spesies terus berlanjut bahkan setelah domestikasi awal.

Penelitian Mendalam

Studi ini melibatkan 146 DNA kuno, 1.872 anjing modern dari berbagai ras, serta sekitar 300 anjing kampung yang hidup di dekat manusia. Dari analisis tersebut, setidaknya 264 ras anjing modern diketahui memiliki sisa DNA serigala. Namun, sebagian besar ras hanya menunjukkan proporsi kecil, berkisar antara 0 hingga 5 persen.

Ras seperti Czechoslovakian wolfdog dan Saarloos wolfdog memiliki persentase yang lebih tinggi karena mereka dikembangkan melalui persilangan langsung dengan serigala. Di sisi lain, ras besar seperti bullmastiff dan Saint Bernard tidak menunjukkan tanda-tanda pewarisan DNA serigala sama sekali.

Implikasi Genetik

Menariknya, bahkan ras kecil seperti Chihuahua memiliki jejak DNA serigala, meskipun perbedaan ukuran antara keduanya cukup signifikan. Setiap anjing kampung yang diuji menunjukkan adanya DNA serigala, yang mungkin memberikan mereka kemampuan bertahan hidup lebih baik dalam lingkungan yang keras. Gen-gen dalam genom anjing yang teridentifikasi sebagai peninggalan serigala sebagian besar berperan dalam indera penciuman.

Meskipun keduanya bisa kawin dan menghasilkan keturunan hibrida, perilaku serigala dan anjing sangat berbeda. Serigala biasanya hidup dalam kelompok keluarga, sementara anjing lebih bergantung pada manusia. Proses kawin silang seringkali terjadi akibat perusakan struktur kawanan serigala oleh aktivitas manusia.

Perbandingan dengan Manusia

Para peneliti juga membandingkan fenomena ini dengan kaitan genetik antara manusia modern dan Neanderthal. Keduanya memiliki nenek moyang yang sama dan sebagian manusia modern masih memiliki DNA Neanderthal dari kawin silang ribuan generasi lalu. Demikian juga, potongan kecil DNA serigala dalam anjing menunjukkan interaksi yang terjadi setelah anjing menjadi sahabat manusia.

Kajian ini menemukan bahwa sekitar setengah populasi serigala modern juga membawa jejak DNA anjing. Ini menunjukkan adanya aliran gen yang lebih terbuka antara kedua spesies dari yang diperkirakan sebelumnya. Dalam beberapa situasi, DNA anjing bahkan membantu serigala beradaptasi dengan lingkungan yang didominasi manusia.

Dampak pada Konservasi

Meskipun demikian, persilangan ini dianggap ancaman bagi konservasi serigala tertentu, seperti serigala Iberia dan serigala Himalaya. Sifat-sifat anjing yang tercatat dalam deskripsi resmi ras biasanya sesuai dengan tingkat pengaruh DNA serigala dalam genom mereka. Ras dengan sedikit DNA serigala cenderung lebih "ramah" dan "mudah dilatih." Sementara itu, ras dengan proporsi DNA serigala yang lebih tinggi sering kali "waspada terhadap orang asing" dan "lebih mandiri."

Hubungan yang ditemukan oleh para ilmuwan ini tidak berarti bahwa gen serigala langsung membentuk kepribadian anjing. Namun, korelasi yang ada cukup signifikan untuk diperhatikan. Ini membuka diskusi baru mengenai kekayaan sejarah dan evolusi antara anjing dan serigala, serta implikasinya bagi penelitian di masa depan.

Berita Terkait

Back to top button