Studi Terbaru: Anjing Hafal Ratusan Nama Benda Berkat Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Sebuah penelitian menarik baru-baru ini mengungkap bahwa beberapa anjing memiliki kemampuan langka untuk mengingat nama ratusan objek. Penelitian ini dilaksanakan oleh tim dari Dog Cognition Center di University of Portsmouth dan DogStudies Unit di Friedrich Schiller University of Jena. Hasil studi ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports dan menunjukkan bahwa rasa ingin tahu memiliki peran penting dalam kemampuan kognitif anjing.

Tim peneliti menemukan bahwa tidak semua anjing dapat mengenali banyak benda, melainkan hanya sebagian kecil yang memiliki bakat tersebut. “Kemampuan mengenali begitu banyak objek tampaknya merupakan bakat alami. Hanya muncul pada beberapa individu,” kata Dr. Juliane Kaminski, salah satu peneliti utama. Untuk penelitian ini, sebanyak 11 anjing yang memungkinkan untuk melakukan pencarian global ditemukan.

Jenis-jenis anjing yang terlibat dalam penelitian ini termasuk border collie, anjing ras campuran, dan bahkan pug. Setiap anjing berhasil menjalani tes awal, di mana mereka harus memilih objek yang benar tanpa melihat siapa pun. Penelitian ini dilakukan di rumah masing-masing anjing yang tersebar di berbagai negara, menggunakan metode pengumpulan data yang memungkinkan peneliti meninjau langsung pilihan anjing.

Terdapat delapan rangkaian tugas yang diujikan pada anjing untuk mengukur kemampuan memori, komunikasi, rasa ingin tahu, dan pemecahan masalah. Hasilnya menunjukkan bahwa anjing dengan kemampuan label learning jauh lebih baik dibandingkan anjing lainnya. “Perbedaan antara kelompok anjing yang istimewa dan anjing pada umumnya sangat jelas,” tegas Dr. Bräuer dari DogStudies.

Para peneliti menemukan tiga ciri utama pada anjing yang mampu menghafal ratusan nama benda. Pertama, mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap objek baru. Kedua, mereka dapat fokus pada objek tertentu yang mereka pilih. Ketiga, kemampuan mengendalikan impuls juga sangat penting. “Anjing saya tidak termasuk label learner karena terlalu menyukai bola,” ungkap Dr. Bräuer, menyoroti pentingnya kontrol diri.

Temuan ini memberikan harapan baru bahwa ciri-ciri kognitif seperti rasa ingin tahu dapat dinilai sedari dini. Dr. Kaminski menambahkan bahwa mereka berencana untuk melanjutkan penelitian untuk melihat apakah kemampuan ini muncul sejak fase anak anjing. Jika pola ini dapat diidentifikasi di usia awal, maka terdapat potensi untuk merancang tes khusus bagi anjing yang memiliki keahlian mengenali banyak objek.

Studi ini juga bisa berguna untuk pelatihan anjing layanan yang mendukung penyandang tunarungu dan tunanetra. Anjing-anjing yang memiliki kemampuan label learning dapat lebih mudah dilatih untuk merespons instruksi terkait objek tertentu. Misalnya, seekor anjing bernama Harvey dari Inggris dilaporkan dapat mengingat 203 nama mainan berkat rasa ingin tahunya yang dinamis.

Ketertarikan ilmiah terhadap kecerdasan anjing bukan hal baru. Dua dekade lalu, Dr. Kaminski mempelajari seekor border collie bernama Rico yang mampu mengingat 200 benda dan mempertahankan ingatannya selama berhari-hari. Penelitian tersebut membuka mata para ilmuwan tentang kemampuan kognitif anjing yang lebih luas.

Sejak saat itu, Dog Cognition Center di Portsmouth telah meneliti perilaku anjing secara mendalam. Studi-studi ini menunjukkan cara anjing berkomunikasi dengan manusia. Mereka juga mempelajari bagaimana evolusi otot wajah memungkinkan anjing mengekspresikan emosi, misalnya, dengan alis yang tampak lebih “memelas.”

Dengan penelitian lintas disiplin ini, pemahaman kita tentang kecerdasan hewan semakin menjadi nyata. Penemuan tentang kemampuan label learner dogs semakin menegaskan bahwa kepribadian anjing turut berperan dalam proses pembelajaran. Kecerdasan ini bukan hanya hasil dari latihan, melainkan kombinasi dari sifat bawaan yang kuat dan ikatan emosional yang erat dengan pemiliknya.

Exit mobile version