Startup Lokal Siap Pangkas Sampah di Jakarta hingga 90 Persen: Solusi Inovatif

Startup Jangjo semakin berkomitmen untuk mengatasi masalah sampah di Jakarta dengan meluncurkan kampanye ‘Junk Revolution’. Didirikan pada tahun 2019, Jangjo berupaya menurunkan volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga 90 persen. Ini adalah langkah signifikan untuk mendukung program nasional yang dicanangkan Presiden dalam mencapai pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan 70 persen hingga tahun 2025.

Kampanye ini mengintegrasikan berbagai pendekatan yang memadukan edukasi publik dengan sistem pengangkutan sampah terpilah. Jangjo sudah berhasil mengelola 1.500 ton sampah setiap bulan dan telah mendapatkan izin resmi dari pemerintah sebagai perusahaan pengelola sampah di Jakarta. Inisiatif tersebut sejalan dengan Peraturan Gubernur No.102 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah di Kawasan.

Keterlibatan Pusat Perbelanjaan

Sebagai bagian dari usaha ini, Jangjo bekerja sama dengan beberapa pusat perbelanjaan ternama di Jakarta seperti Plaza Indonesia, FX Sudirman, dan SCBD Park. Kerja sama ini memfasilitasi penerapan pemilahan sampah dari berbagai area, termasuk tenant, food court, dan dapur. Dengan demikian, seluruh sampah dapat dikelola secara terintegrasi menggunakan teknologi JOWI System yang dimiliki Jangjo.

Setiap jenis sampah akan diproses sesuai dengan karakteristiknya. Sampah bernilai tinggi akan didaur ulang, sedangkan fraksi combustible dari sampah non-berharga akan diolah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF). RDF ini akan digunakan oleh perusahaan Indocement sebagai pengganti batu bara dalam proses produksi semen, suatu langkah yang juga menunjukkan kepercayaan industri terhadap solusi yang ditawarkan oleh Jangjo.

Kolaborasi Berkelanjutan

Jangjo tidak sendirian dalam upaya ini. Perusahaan Magalarva, sebagai spesialis pengolah sampah makanan, akan memanfaatkan sisa makanan untuk dijadikan pakan maggot Black Soldier Fly. Kombinasi ini diharapkan dapat mengurangi sebanyak mungkin sampah, sekaligus menciptakan nilai tambah dari limbah yang ada.

Joe Hansen, Co-founder Jangjo, menyatakan optimisme pihaknya terhadap proyek ini. "Kami yakin dapat membuat perubahan nyata dalam pengelolaan sampah di Indonesia," ungkapnya. Pernyataan itu didukung oleh Rendria Labde, CEO Magalarva, yang menegaskan bahwa kolaborasi adalah kunci dalam mengatasi krisis sampah ini.

Edukasi dan Kesadaran Publik

Salah satu poin penting dari kampanye Junk Revolution adalah edukasi publik. Melalui berbagai promosi dan kegiatan kolaboratif, Jangjo berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Tanpa partisipasi aktif dari masyarakat, semua upaya ini akan sangat sulit untuk diimplementasikan.

Program ini juga berfungsi sebagai platform bagi pelaku industri yang berkomitmen terhadap keberlanjutan. Inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan kesadaran yang lebih luas tentang pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap lingkungan.

Implementasi Teknologi Terbaru

Jangjo juga sedang dalam proses tidak hanya untuk mengurangi volume sampah tapi juga untuk menciptakan sistem yang lebih efisien dan transparan dalam pengelolaannya. Dengan penggunaan teknologi terkini, mereka dapat melaporkan dampak lingkungan secara komprehensif. Ini bisa menjadi model bagi inisiatif serupa di kota-kota lain di Indonesia dan di seluruh dunia.

Dengan langkah-langkah tersebut, Jangjo berambisi untuk menjadi pionir dalam pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan di Indonesia. Melalui kolaborasi, inovasi, dan edukasi, mereka berharap dapat menginspirasi perubahan yang lebih besar di lingkungan sekitar.

Exit mobile version