Rusia Kembangkan Aplikasi Chat Saingan WhatsApp dan Telegram, Simak Selengkapnya!

Anggota parlemen Rusia baru-baru ini meloloskan rancangan undang-undang yang menandai langkah signifikan dalam pengembangan aplikasi pengiriman pesan yang didukung negara, berencana untuk bersaing dengan platform populer seperti WhatsApp dan Telegram. Rencana ini bertujuan untuk memperkuat kedaulatan digital Rusia, terutama di tengah upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada layanan asing setelah banyak perusahaan Barat meninggalkan pasar Rusia pasca-invasi ke Ukraina.

Anton Gorelkin, wakil kepala komite kebijakan informasi di parlemen Rusia, mengungkapkan bahwa aplikasi baru ini tidak hanya akan menawarkan layanan pesan dan panggilan, tetapi juga memiliki fitur yang tidak tersedia di WhatsApp dan Telegram. Keunggulan utama dari platform baru ini adalah integrasi mendalam dengan berbagai layanan pemerintah, sehingga pengguna dapat mengakses layanan publik dengan lebih mudah melalui aplikasi tersebut.

Rancangan undang-undang ini, jika disetujui oleh majelis tinggi parlemen dan ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin, akan menjadi landasan hukum untuk peluncuran aplikasi ini. Rencana ini mencerminkan langkah agresif Moskow dalam mengembangkan ekosistem teknologi domestik, sebagai bagian dari upaya lebih luas untuk mencapai kemandirian digital.

Menteri Pengembangan Digital, Maksut Shadayev, menyampaikan pentingnya kolaborasi antara aplikasi pesan nasional dan layanan pemerintah. Dalam pertemuan dengan Putin, ia menekankan bahwa Rusia harus mengejar ketertinggalan dalam hal inovasi teknologi dibandingkan negara lain. Hal ini juga mencerminkan visi pemerintah untuk memberi kemudahan akses bagi masyarakat terhadap layanan penting melalui platform teknologi yang terintegrasi dengan pemerintahan.

Sementara itu, perusahaan teknologi Rusia, VK, yang dikenal dengan platform media sosial VKontakte, sedang berjuang untuk menyempurnakan teknologinya. Dengan hampir 80 juta pengguna harian, VK telah menginvestasikan sejumlah besar dana untuk meningkatkan layanannya, meskipun harus menghadapi kerugian finansial yang signifikan.

Kondisi pasar teknologi di Rusia juga menunjukkan penurunan pengguna YouTube yang drastis, dari lebih dari 40 juta menjadi kurang dari 10 juta pengguna harian. Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan infrastruktur yang mempersulit akses, dan pejabat Rusia menyalahkan Google atas masalah ini. Di sisi lain, YouTube menegaskan bahwa perlambatan tidak berkaitan dengan tindakan mereka.

Kekhawatiran atas kehadiran aplikasi pesan baru ini tidak lepas dari perhatian. Mikhail Klimarev, direktur Internet Protection Society, mengungkapkan prediksinya bahwa kecepatan layanan WhatsApp dan Telegram bisa diperlambat untuk memberi ruang bagi aplikasi baru ini. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah terkait kebebasan pribadi pengguna.

Langkah Rusia untuk mengembangkan aplikasi pesan yang terintegrasi dengan layanan pemerintah mencerminkan sebuah strategi besar untuk memperkuat kapasitas digital domestik. Selain itu, dengan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap privasi dan kebebasan dalam berkomunikasi, peluncuran aplikasi ini akan menjadi hal yang menarik untuk diamati.

Di tengah dinamika politik dan ekonomi yang berubah, pengembangan aplikasi ini diharapkan mampu menarik perhatian publik. Tantangan yang dihadapi adalah seberapa efektif aplikasi tersebut dapat bersaing dengan raksasa teknologi yang sudah mapan, serta bagaimana pemerintah akan menanggapi kritik terkait privasi dan kebebasan.

Proyek ini menegaskan komitmen Rusia untuk menciptakan solusi teknologi yang lebih mandiri dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan dukungan legislatif yang solid, langkah ini dapat menjadi tonggak sejarah bagi strategi digital Rusia di masa depan.

Berita Terkait

Back to top button