BPJS Ketenagakerjaan memberikan dukungan penuh terhadap program kolaborasi antara Grab Indonesia dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) yang bertujuan membuka peluang usaha sekaligus melindungi mitra digital melalui program “Rekrutmen Mitra Digital: Menjadi Pengusaha UMKM Bersama Grab!”. Kegiatan ini diadakan di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta, membuka kesempatan bagi ribuan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, untuk bergabung sebagai Mitra Pengemudi dan Mitra Merchant dalam ekosistem digital.
Peluang dan Perlindungan Sosial bagi Mitra Digital
Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro, menegaskan bahwa transformasi digital di sektor ketenagakerjaan membawa berbagai kesempatan sekaligus risiko bagi pekerja informal. Mitra digital, seperti pengemudi ojek online dan pelaku UMKM, menghadapi ancaman risiko kecelakaan kerja hingga ketidakpastian masa depan yang memerlukan perlindungan sosial serius.
“Di tengah tantangan ini, kami mendorong mitra digital mendapatkan perlindungan jaminan dari BPJS Ketenagakerjaan, meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), serta Jaminan Hari Tua (JHT),” kata Pramudya dalam keterangan resmi terbaru pada 18 Juni 2024. Sebagai bagian dari program, Grab memberikan satu bulan bebas iuran bagi mitra yang mendaftar BPJS Ketenagakerjaan.
Hingga Mei 2025, sudah tercatat puluhan ribu mitra Grab aktif sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Data menunjukkan bahwa sebanyak 34 mitra pengemudi telah menerima manfaat JKK dengan klaim total mencapai Rp489 juta, sementara 14 mitra lainnya memperoleh manfaat JKM sebesar Rp588 juta. Salah satu kasus signifikan terjadi pada mitra pengemudi di area Jabodetabek yang mengalami kecelakaan, dimana seluruh biaya pengobatan ditanggung penuh tanpa batas plafon oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Kolaborasi untuk Ekosistem Kerja yang Inklusif
Menurut Pramudya, inisiatif ini menjadi contoh kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem ketenagakerjaan masa depan yang adaptif, inklusif, dan mampu melindungi seluruh lapisan pekerja Indonesia secara menyeluruh. “Pekerja berhak bekerja keras sekaligus bebas dari kecemasan risiko yang mengintai,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Maman Abdurrahman, memberikan apresiasi terhadap sinergi ini sebagai bentuk dukungan nyata transformasi UMKM berbasis digital. Digitalisasi menurut Maman menjadi kunci utama pengembangan UMKM ke depan. Platform seperti Grab menjadi jembatan vital yang menghubungkan pelaku UMKM dengan pasar yang lebih luas, sekaligus menyediakan akses layanan pengantaran, pembayaran digital, dan pelatihan bisnis.
“Masyarakat saat ini membutuhkan peluang bukan sekadar bantuan. Grab hadir memberikan peluang itu dengan berbagai akses yang mendorong keberdayaan UMKM,” ujar Maman.
Dukungan Grab Sebagai Bantalan Sosial Ekonomi
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menyatakan bahwa Grab berkomitmen hadir sebagai bantalan sosial di tengah dinamika ekonomi yang penuh ketidakpastian. Acara rekrutmen ini menarik hampir 2.000 peserta yang berpotensi menjadi Mitra GrabBike, GrabCar, GrabMart, GrabFood, dan Agen GrabKios.
“Lebih dari 50 persen Mitra Pengemudi Grab sebelumnya adalah korban pemutusan hubungan kerja (PHK), pengangguran, atau kehilangan sumber pendapatan, menurut riset ITB 2023. Kini mereka mendapat penghasilan tetap, akses pelatihan, dan banyak di antaranya mengalami peningkatan pendapatan dua kali lipat,” jelas Neneng.
Selain pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan di lokasi acara, Grab juga mempermudah penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi mitra merchant dan menyediakan solusi kendaraan melalui PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI).
Inisiatif ini diharapkan mampu mendorong keberlanjutan dan kelangsungan usaha mikro dan kecil di Indonesia. Program ini sekaligus menjadi model pengembangan jaminan sosial yang menyentuh lapisan pekerja informal, menghadirkan perlindungan lengkap mulai dari kecelakaan hingga masa pensiun.
Dengan kolaborasi antara BPJS Ketenagakerjaan, Grab, dan Kemenkop UKM, transformasi digital di sektor UMKM dan pekerja informal semakin mendapat fondasi kuat. Melalui langkah ini, Indonesia secara bertahap membangun ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan berkelanjutan menuju masa depan yang lebih terlindungi dan produktif.
