
Amerika Serikat menggunakan pesawat pengebom siluman B-2 Spirit dalam operasi besar-besaran untuk menyerang tiga fasilitas nuklir di Iran, yaitu Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan ini merupakan yang terbesar dalam sejarah operasional B-2, menghasilkan kerusakan parah pada target-target strategis tersebut.
Teknologi dan Spesifikasi Pesawat Siluman B-2 Spirit
B-2 Spirit yang diproduksi oleh Northrop Grumman adalah pesawat pengebom berat strategis jarak jauh dengan teknologi siluman canggih. Dirancang untuk menembus sistem pertahanan udara paling modern sekaligus mengangkut senjata berat baik konvensional maupun nuklir, B-2 mampu beroperasi pada segala ketinggian dan jarak jauh.
Berikut data spesifik B-2 Spirit menurut Northrop Grumman:
- Tipe: Pesawat pengebom strategis berat dengan teknologi low observable (siluman)
- Mesin: Empat turbofan General Electric F118-GE-100, tenaga dorong 17.300 pon per mesin
- Awak: Dua orang (pilot dan komandan misi)
- Dimensi: Lebar sayap 172 kaki, panjang 69 kaki, tinggi 17 kaki
- Kecepatan maksimum: Subsonik pada ketinggian tinggi
- Ketinggian operasi: Hingga 50.000 kaki
- Jangkauan: 6.000 mil laut tanpa pengisian bahan bakar, hingga 10.000 mil laut dengan pengisian bahan bakar sekali
- Muatan: Lebih dari 40.000 pon
- Berat lepas landas maksimum: 336.500 pon
B-2 didukung teknologi aerodinamis yang membuatnya sulit terdeteksi radar dan mampu membawa bom presisi berat, termasuk GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP). Selain itu, pesawat ini telah dilengkapi dengan sistem perangkat lunak modern Spirit Realm 1 (SR 1) yang meningkatkan kemampuan tempur dan komunikasi, menjadikannya platform pertama dari senjata nuklir yang menggunakan pendekatan DevSecOps dalam pemrograman dan pengembangan operasional.
Strategi Serangan dan Taktik Operasi B-2
Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dilaksanakan pada Sabtu, 21 Juni, pada pukul 5 sore waktu Timur Amerika Serikat. Sebelum B-2 memasuki wilayah udara Iran, kapal selam AS meluncurkan lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk ke lokasi di Isfahan sebagai serangan pembuka.
Serangkaian taktik tipu daya juga diterapkan, termasuk pengiriman umpan berupa kelompok pesawat B-2 yang terbang melintasi Samudra Pasifik untuk mengalihkan perhatian pertahanan udara Iran. Sementara itu, tujuh pesawat B-2 lainnya berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman, Missouri, menuju Iran untuk menyerang tiga lokasi utama nuklir dengan bom penghancur bunker MOP.
Pada sekitar pukul 18.40 ET (02.10 dini hari waktu Iran), pesawat B-2 menjatuhkan dua bom MOP di fasilitas Fordow. Dalam waktu 25 menit serangan dilanjutkan dengan total 14 bom di lokasi-lokasi di Fordow dan Natanz. Rudal Tomahawk yang sebelumnya diluncurkan mendarat di Isfahan bersamaan dengan pengeboman pesawat B-2 di dua lokasi lain.
Menurut Jenderal Dan Caine, Ketua Misi Operasi Midnight Hammer, pesawat B-2 berhasil menyelesaikan misi tanpa perlawanan udara maupun rudal permukaan-ke-udara dari pihak Iran. “Pesawat tempur Iran tidak terbang, dan sistem rudal mereka tidak melihat kami, memberikan unsur kejutan penuh dalam operasi ini,” jelas Caine.
Partisipasi dan Dampak Serangan
Misi ini melibatkan lebih dari 125 pesawat Amerika, termasuk pesawat pengebom, pengisi bahan bakar udara, dan pesawat pengintai. Penilaian awal menunjukkan ketiga fasilitas nuklir mengalami kerusakan parah, meskipun evaluasi lengkap masih berlanjut.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan keberhasilan luar biasa dengan perintah yang jelas dari komando tertinggi. Ia menegaskan serangan ini hanya menargetkan program nuklir Iran tanpa menyasar pasukan atau warga sipil Iran. Dia juga menekankan bahwa operasi ini dilakukan secara rahasia tanpa terdeteksi dunia, dengan durasi misi pengeboman B-2 terpanjang sejak 2001 dan menandai penggunaan operasional perdana bom MOP.
Pengembangan Pesawat Penempur Siluman Masa Depan
Northrop Grumman saat ini juga mengembangkan generasi baru pesawat pengebom siluman, B-21 Raider, yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan tempur Angkatan Udara Amerika Serikat ke level berikutnya. Namun, untuk saat ini, B-2 Spirit tetap menjadi tulang punggung armada pengebom siluman Amerika yang efektif dalam menjalankan misi strategis jarak jauh dan serangan presisi tingkat tinggi.
Dengan perpaduan teknologi aerodinamis mutakhir, kemampuan siluman, serta integrasi perangkat lunak canggih, B-2 Spirit membuktikan dirinya sebagai senjata andalan yang memberikan AS keunggulan signifikan dalam operasi udara strategis, salah satunya dalam operasi kontra nuklir seperti yang dilakukan terhadap fasilitas nuklir Iran kali ini.





