Saat ketegangan antara Iran dan Israel meningkat, Meta, perusahaan induk dari Facebook dan Instagram, mengalami gelombang pemblokiran besar-besaran terhadap penggunanya. Banyak pihak berpendapat bahwa tindakan ini mungkin dipengaruhi oleh situasi geopolitik saat ini, di mana Meta dituding pro-Zionis. Pemblokiran tersebut mengakibatkan berbagai grup di Facebook terkena dampak penangguhan, menyebabkan keluhan dari banyak pengguna.
Menurut juru bicara Meta, Andy Stone, perusahaan telah menyadari adanya kesalahan teknis yang memengaruhi beberapa grup Facebook. Dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada TechCrunch, dia menyatakan, “Kami sedang berupaya memperbaiki masalah ini.” Namun, sampai saat ini, alasan pasti di balik pemblokiran massal tersebut masih belum jelas. Banyak analis menduga bahwa masalah ini bisa jadi akibat moderasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang salah.
Pengguna yang terkena dampak telah melaporkan bahwa grup-grup yang ditangguhkan sering kali tidak berisi konten kontroversial. Beberapa grup tersebut fokus pada tema yang lebih ringan, seperti kiat menabung, dukungan orang tua, peliharaan, dan hobi kreatif. Dalam banyak kasus, admin grup menerima pemberitahuan pelanggaran yang tidak relevan, seperti tuduhan berkaitan dengan terorisme atau konten ketelanjangan, yang sama sekali tidak ada dalam postingan mereka.
Sejumlah grup yang terkena dampak bahkan memiliki anggota dalam jumlah besar, dengan beberapa di antaranya mencapai ratusan ribu hingga jutaan pengguna. Banyak admin grup menyarankan untuk tidak segera mengajukan banding terhadap pemblokiran, melainkan menunggu beberapa hari agar sistem dapat memperbaiki bug yang ada. Di media sosial, khususnya di Reddit, para pengguna mengungkapkan kemarahan mereka terhadap pemblokiran ini, dengan beberapa grup yang dikelola telah dihapus secara bersamaan.
Kendati beberapa admin yang membayar layanan Meta Verified dapat melaporkan memperoleh bantuan, banyak yang lainnya tidak mendapatkan respons yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua pengguna mendapatkan perlakuan yang sama dari platform tersebut. Problematika ini menambah beban bagi banyak bisnis kecil dan individu yang bergantung pada grup Facebook untuk berinteraksi dan menjalin komunitas.
Pemblokiran tidak hanya terbatas pada Facebook dan Instagram. Jaringan sosial lain seperti Pinterest dan Tumblr juga mengalami masalah serupa, dengan keluhan mengenai penangguhan massal dalam beberapa minggu terakhir. Pinterest, dalam sebuah pernyataan, mengakui bahwa pemblokiran tersebut disebabkan oleh kesalahan internal, meskipun mereka membantah bahwa AI menjadi penyebabnya. Tumblr juga menyatakan bahwa masalah ini terkait dengan pengujian sistem penyaringan konten baru tanpa detail lebih lanjut.
Dalam konteks larangan baru-baru ini, banyak pengguna Meta telah mengumpulkan petisi yang saat ini sudah memiliki lebih dari 12.380 tanda tangan, yang meminta perusahaan untuk segera mengatasi masalah ini. Tindakan hukum juga sedang dipertimbangkan oleh sejumlah pihak yang terdampak.
Sementara itu, situasi di tengah konflik Iran dan Israel memberikan latar belakang yang kompleks bagi peristiwa ini. Langkah-langkah pemblokiran yang diambil oleh Meta dapat dilihat sebagai upaya menghindari potensi konflik dan memberikan respon terhadap kekhawatiran geopolitik. Namun, cara perusahaan dalam menerapkan sistem moderasi ini menjadi sorotan, terutama ketika dampaknya dirasakan oleh kelompok yang tidak bersalah.
Hingga saat ini, Meta belum memberikan penjelasan tentang penyebab pasti dari kerusakan ini, baik untuk pengguna individu maupun grup. Banyak pihak berharap perusahaan dapat segera menuntaskan masalah ini dan memperbaiki sistem moderasinya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan.
