Desain interior tidak hanya berfungsi untuk memperindah ruang, tetapi juga bisa menjadi solusi untuk berbagai masalah sosial dan ekonomi. Hal ini dibuktikan oleh Adelia Meysa, mahasiswi dari Bali Institute of Design and Business, yang baru saja meraih penghargaan tertinggi di Asia Young Designer Awards (AYDA) 2024/25 untuk kategori Desain Interior. Proyeknya yang mengusung tema “Mayungan Teh” tidak hanya menonjolkan aspek estetika, tetapi juga berfokus pada keberlanjutan dan dampak positif bagi komunitas lokal di Antapan Mayungan, Bali.
Melalui proyek inovatif ini, Adelia merancang rumah produksi teh multifungsi yang ditujukan untuk membantu petani teh lokal. Para petani tersebut seringkali menghadapi tantangan seperti tekanan ekonomi global dan kurangnya dukungan infrastruktur. “Desain bisa menjadi solusi nyata untuk berbagai isu global jika kita menggabungkan desain yang berkelanjutan dengan empati terhadap manusia dan lingkungan,” ungkap Adelia. Dengan pencapaian ini, ia tidak hanya memperkuat komitmen profesionalnya, tetapi juga mengangkat nama Indonesia di pentas dunia desain.
Kesuksesan Adelia di ajang AYDA yang diadakan di Tokyo, Jepang, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, terutama karena Indonesia telah meraih gelar AYDA Designer of the Year selama tiga tahun berturut-turut untuk kategori ini. Tahun sebelumnya, Arya Putra dari Institut Teknologi Bandung dan Alifiah Azzahrahrah dari Telkom University Bandung juga berhasil membawa pulang penghargaan serupa. Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di dunia desain, terutama di kalangan generasi muda.
Penghargaan ini membuka kesempatan bagi Adelia untuk mengikuti program beasiswa Design Discovery selama tiga minggu di Harvard University Graduate School of Design, Amerika Serikat. Program ini merupakan peluang langka bagi desainer muda untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di lingkungan pendidikan yang terkemuka secara global.
AYDA sendiri merupakan ajang bergengsi yang dijadikan platform bagi para desainer muda berbakat untuk menunjukkan kreativitas mereka. Tahun ini adalah penyelenggaraan yang ke-17, dengan lebih dari 8.000 karya yang dikirimkan oleh mahasiswa dari 16 negara. Tema yang diusung adalah “Converge: Glocal Design Solutions,” yang mendorong para peserta untuk berpikir global sambil menghadirkan solusi bagi tantangan lokal.
Meskipun prestasi Adelia sangat mengesankan, lebih dari sekadar kemenangan, proyeknya mencerminkan pentingnya peran desain dalam membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Dengan memadukan elemen lokal dengan visi global, Adelia menunjukkan bahwa desain bisa berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan ini tentu menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk tidak hanya berfokus pada aspek komersial, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dari karya mereka. Dengan dukungan jaringan dan pelatihan yang tepat, ada harapan bahwa lebih banyak talenta desain dari Indonesia akan muncul dan memperkuat posisi negara di industri desain internasional.
Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa desain dapat menjadi alat yang efektif untuk menciptakan perubahan positif. Diharapkan dengan pendidikan lebih lanjut, Adelia dan desainer muda lainnya mampu menciptakan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi standar tinggi estetika tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat yang lebih luas. Dalam era di mana keberlanjutan menjadi prioritas, desain yang berbasis empati seperti yang ditunjukkan oleh Adelia Meysa akan terus menjadi penting bagi masa depan industri ini.





