
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong generasi muda, khususnya Gen Z, untuk menguasai keterampilan prompt engineering sebagai langkah strategis menghadapi era kecerdasan buatan (AI). Melalui kemampuan ini, generasi penerus diharapkan tidak sekadar menggunakan AI secara pasif tetapi mampu memanfaatkan teknologi secara maksimal untuk keuntungan pribadi maupun profesional.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menyatakan bahwa penggunaan AI yang hanya mengandalkan perintah sederhana masih terbatas hasilnya. “Pengguna pasif hanya memakai AI dengan prompt sederhana. Ada yang lebih unggul hasilnya, yaitu menjadi prompt engineer,” jelasnya dalam forum diskusi “Berdaya dengan AI” di Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta pada 27 Juni 2024.
Pengertian Prompt Engineering dan Perannya
Prompt engineering merupakan teknik merancang instruksi atau perintah secara tepat agar AI, seperti ChatGPT, DALL·E, atau Midjourney, dapat mengeluarkan respons yang akurat sesuai kebutuhan pengguna. Teknik ini sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi AI generatif yang memproses bahasa manusia melalui teknologi natural language processing (NLP) berbasis model transformator.
Secara teknis, prompt engineering melibatkan beberapa proses, antara lain:
- Tokenisasi, yaitu memecah input menjadi unit-unit kecil agar dapat dipahami oleh model AI.
- Penyetelan parameter, termasuk pengaturan panjang jawaban dan gaya bahasa respons.
- Pengambilan sampel top-k, yaitu memilih hasil terbaik dari berbagai kemungkinan output yang dihasilkan AI.
Dengan teknik ini, prompt engineer mampu menyusun rangkaian prompt yang tepat dan sistematis untuk mendapatkan output maksimal. Menurut Bonifasius, profesi ini terbuka untuk semua bidang ilmu, bukan hanya bagi kalangan tertentu saja.
Manfaat Prompt Engineering dalam Berbagai Sektor
Pemanfaatan prompt engineering kini meluas ke berbagai sektor, antara lain:
- Penulisan dan Jurnalisme: Membantu menemukan ide dan menulis konten dengan lebih cepat, seperti membuat transkrip acara atau menulis skenario.
- Desain Grafis: Menghasilkan desain yang lebih rinci dan sesuai kebutuhan pengguna.
- Pengembangan Perangkat Lunak: Mempercepat pemecahan masalah kode dan pembuatan potongan kode.
- Kesehatan: Menganalisis data pasien dan merangkum laporan medis, serta menjawab pertanyaan pasien melalui chatbot.
- AI Percakapan (Chatbot): Membantu perusahaan dalam memberikan pelayanan pelanggan, seperti menjawab pertanyaan dan membuat panduan yang jelas.
- Keamanan Siber: Mensimulasikan serangan siber dan menguji ketangguhan sistem keamanan.
Di samping manfaat tersebut, prompt engineering juga berperan penting dalam pengamanan AI dari penyalahgunaan. Misalnya, ada kasus serangan injeksi prompt yang dirancang untuk mengecoh AI agar memberikan jawaban di luar kebijakan yang berlaku. Contohnya, informasi rahasia yang bocor seperti nama kode chatbot Bing “Sydney” atau mode rahasia pada ChatGPT yang dikenal dengan sebutan “DAN”.
Untuk mengatasi risiko ini, pengembang AI secara aktif menyusun aturan dan protokol khusus agar AI tidak memberikan informasi sensitif atau merespons secara tidak diinginkan. Bahkan, Microsoft pernah memberlakukan pembatasan jumlah pertanyaan di Bing Chat setelah AI memberikan jawaban yang keliru.
Dorongan Komdigi untuk Peningkatan Kapasitas SDM AI
Komdigi melihat pentingnya membekali generasi muda dengan kemampuan prompt engineering agar mereka mampu mengendalikan dan memanfaatkan teknologi AI secara optimal di masa depan. Kesadaran serta keterampilan ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru dan meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di kancah global.
Bonifasius menambahkan bahwa menjadi prompt engineer berarti bukan hanya sekadar menulis perintah, melainkan juga menyusun serangkaian instruksi secara cermat dan terstruktur demi menghasilkan keluaran yang terbaik. Ini menjadi kunci agar AI dapat bekerja secara efektif dan efisien di berbagai bidang profesi.
Pengembangan keahlian ini diharapkan dapat diwujudkan melalui pelatihan-pelatihan, pengembangan kurikulum sekolah tinggi, hingga kolaborasi antar sektor untuk menyiapkan tenaga ahli AI yang handal dan inovatif. Komdigi juga mendorong masyarakat luas khususnya generasi muda untuk ikut serta mengembangkan kemampuan ini sebagai modal penting menyambut revolusi digital berbasis kecerdasan buatan.
Informasi Tambahan tentang Prompt Engineering
Teknologi AI generatif kini tidak terlepas dari peran prompt engineering yang berfungsi sebagai jembatan antara pengguna dengan mesin. Karena AI menyesuaikan responsnya berdasarkan input yang diberikan, kualitas permintaan sangat menentukan keluaran yang diperoleh. Prompt engineering juga memungkinkan pengguna mengatur berbagai aspek respons seperti panjang, gaya, hingga konteks, membuat interaksi dengan AI menjadi lebih personal dan relevan.
Dengan perkembangan teknologi ini, prompt engineering membuka berbagai peluang baru bagi transformasi digital yang lebih cepat dan efektif. Generasi muda yang menguasai teknologi ini tidak hanya akan mendapat manfaat langsung dari efisiensi kerja, tetapi juga berpotensi mendapat keuntungan ekonomi lewat berbagai inovasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi.





