Setiap gambar memiliki cerita, tetapi beberapa foto menyimpan kenangan yang sangat memilukan, diambil sesaat sebelum tragedi besar yang merenggut nyawa dan menghancurkan kehidupan. Deretan foto ini tidak hanya menjadi pengingat akan fragmen kehidupan manusia, tetapi juga mengingatkan kita pada ketidakpastian yang senantiasa mengelilingi kita.
Salah satu contoh yang paling menyentuh terjadi pada 26 Desember 2004, ketika pasangan asal Kanada, John dan Jackie Knill, berlibur di Thailand. Foto terakhir mereka diambil beberapa saat sebelum tsunami yang merenggut nyawa ribuan orang di kawasan tersebut. Jasad mereka ditemukan beberapa minggu kemudian oleh seorang pekerja bantuan yang menemukan kamera mereka. Kisah ini menggambarkan betapa mendesaknya momen-momen yang kadang tampak biasa.
Tragedi lainnya terjadi pada Mei 2023, ketika Casey Rivara, seorang ayah dua anak, mengambil inisiatif untuk membantu sekawanan bebek menyeberang jalan. Sayangnya, ia tertabrak kendaraan saat berusaha memastikan keselamatan anak-anak bebek tersebut. Musibah ini diabadikan dalam sebuah foto yang diambil beberapa saat sebelum kecelakaan tragis itu.
Kecelakaan juga menimpa tiga gadis remaja—Essa Ricker, Kelsea Webster, dan Savannah Webster—yang mengambil selfie di dekat rel kereta api. Beberapa detik setelah foto tersebut diambil, mereka dilaporkan tertabrak kereta yang berhasil ditangkap dalam frame belakang gambar tersebut. Insiden ini menjadi pengingat akan bahaya yang sering kali tidak kita sadari di sekitar kita.
Tragedi udara tak kalah memilukan. Pada 22 Agustus 2015, sebuah jet Hawker Hunter jatuh beberapa detik setelah gambar indah diambil. Kecelakaan tersebut merenggut nyawa 11 orang di jalan raya A27 di Shoreham, Inggris. Berita tentang tragedi ini memicu kepedihan mendalam di kalangan masyarakat luas, karena nyawa yang hilang tidak bisa tergantikan.
Dalam konteks yang lebih pribadi, pada tahun 2023, pasangan pengantin baru, Samantha Miller dan Aric Hutchinson, difoto beberapa detik sebelum kendaraan mereka ditabrak oleh pengemudi yang berada di bawah pengaruh alkohol. Samantha tragisnya kehilangan nyawanya dalam insiden tersebut, meninggalkan Aric yang berada dalam keadaan berduka.
Selain itu, ada kisah Ayano Tokumasu, seorang pelajar Jepang yang terjatuh dari Air Terjun Niagara. Foto terakhirnya diambil ketika ia berdiri mengagumi keindahan alam yang ada di depannya. Beberapa saat setelah itu, ketidaksadarannya akan bahaya membuat ia kehilangan keseimbangan dan jatuh hingga tewas.
Tak hanya kecelakaan, namun juga insiden yang melibatkan berbagai profesi. Andrea Mazzetto, misalnya, mengambil foto bersama pasangan sebelum tragis kehilangan keseimbangan dan jatuh ke jurang saat berusaha mengambil ponselnya. Kesedihan yang ditorehkan dalam gambar tersebut menggambarkan betapa nyawa dapat hilang dalam sekejap, tak terduga.
Penerbangan 182 Pacific Southwest Airlines juga menjadi sorotan. Foto terakhirnya diambil beberapa saat sebelum pesawat itu jatuh, yang mengakibatkan 144 orang tewas. Inisiatif pemotretan ini telah menjadi sebuah catatan kelam dalam sejarah penerbangan, memperingatkan kita akan potensi bahaya yang tak terlihat.
Ada juga gambaran sehari-hari, seperti foto Presiden John F. Kennedy yang diambil hanya beberapa saat sebelum insiden penembakan yang menghilangkan nyawanya. Momen krusial ini menggambarkan ketidakpastian, bahkan di tengah-tengah kekuasaan.
Di luar tragedi individual, kepergian kolektif yang menyentuh hati terjadi saat Penerbangan LaMia 2933 jatuh pada November 2016 saat membawa tim sepak bola Brasil Chapecoense. Mereka dalam perjalanan untuk menghadapi pertandingan di Final Copa Sudamericana. Kecelakaan itu menyebabkan 71 dari 77 penumpang tewas.
Sebagai pengingat betapa rapuh dan tak terduganya hidup ini, foto-foto ini tak hanya menjadi dokumentasi, tetapi juga sebagai pelajaran akan ketidakpastian yang selalu mengelilingi kita. Melalui gambar-gambar tersebut, kita diingatkan untuk menghargai setiap momen dan meneruskan hidup dengan penuh kesadaran akan apa yang dapat terjadi dalam sekejap.
