
Mark Zuckerberg baru-baru ini mengumumkan pembentukan tim baru yang dinamakan Meta Superintelligence Labs (MSL), sebuah langkah strategis untuk memperkuat posisi Meta di dunia kecerdasan buatan (AI). Dalam pengumuman yang dilakukan pada Senin, 30 Juni, CEO Meta ini menegaskan bahwa unit baru tersebut akan menjadi pusat pengembangan model AI, termasuk model Llama yang diciptakan oleh Meta, serta proyek penelitian lainnya.
Langkah ini tampaknya merupakan respon terhadap tantangan yang dihadapi Meta dalam pengembangan teknologi AI. Untuk memimpin tim baru ini, Zuckerberg merekrut Alexandr Wang, mantan CEO Scale AI, yang dianggap sebagai salah satu ahli terkemuka di bidang AI. Wang dikenal sebagai salah satu pengusaha muda sukses, bahkan pada 2022, ia menjadi miliarder termuda yang memulai perusahaan sendiri.
Investasi besar yang mencapai USD14 miliar ke dalam Scale AI juga menjadi bagian penting dari strategi Meta. Dengan perolehan 49 persen saham di Scale AI, Meta kini memiliki akses ke data pelatihan berkualitas tinggi yang dibutuhkan untuk mengembangkan layanan AI. Data ini sangat berharga bagi perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti Google, Microsoft, dan OpenAI, yang sebelumnya menggunakan layanan Scale AI.
Zuckerberg percaya bahwa kehadiran Wang dan pengalaman yang dimilikinya dalam membangun Scale AI akan memberikan dorongan besar bagi Meta. Menurut Bloomberg, perekrutan ini dipandang sebagai upaya untuk “menyelamatkan” perusahaan setelah adanya kesulitan dengan pengembangan model AI internal mereka. Wang, yang memulai karirnya di Silicon Valley pada usia 17 tahun, termasuk yang dipandang sebagai pemimpin yang dapat memimpin inovasi dalam pengembangan AI di Meta.
Dalam wawancara dengan TIME awal tahun ini, Wang mengungkapkan bahwa kunci pembentukan kemajuan AI terletak pada tiga pilar utama: data, komputasi, dan algoritma. “Data adalah salah satu hambatan utama dalam industri ini,” ungkapnya. Dengan Scale AI, Wang menyadari pentingnya memperlakukan data dengan cara yang layak serta menciptakan solusi yang lebih canggih secara teknologi.
Dengan MSL, Meta berpotensi untuk berkolaborasi dan mendorong batasan-batasan dalam pengembangan AI. Hal ini juga membuka kesempatan bagi para peneliti dan ilmuwan di bidang ini untuk berinovasi dan menciptakan aplikasi AI yang lebih efektif. MSL diharapkan dapat menghasilkan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan Meta, tetapi juga menciptakan dampak besar di industri teknologi secara keseluruhan.
Sementara itu, langkah Zuckerberg untuk memperkuat tim AI-nya akan membantu Meta dalam bersaing di pasar yang semakin ketat, di mana perusahaan-perusahaan teknologi lain juga sedang gencar mengembangkan solusi AI mereka. Kehadiran anggota tim baru yang berpengalaman seperti Wang merupakan strategi yang cerdas, mengingat tantangan yang dihadapi Meta dalam mengimplementasikan AI secara efektif sebelumnya.
Dengan perkembangan ini, banyak pihak menantikan inovasi apa yang dapat dihasilkan oleh Meta Superintelligence Labs. Apakah tim ini akan membawa Meta menuju era baru dalam kecerdasan buatan? Hanya waktu yang akan menjawab. Namun, satu yang pasti, Zuckerberg telah menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi dalam teknologi masa depan dan mempersiapkan Meta untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.





