Nvidia berhasil menyalip Apple sebagai perusahaan termahal di dunia pada awal Juli 2024. Kapitalisasi pasar Nvidia mencapai sekitar US$ 3,92 triliun atau setara dengan Rp 63.504 triliun (kurs Rp 16.200 per dolar AS), hampir menyamai rekor tertinggi Apple yang sempat mencapai US$ 3,915 triliun pada Desember 2024. Lonjakan nilai pasar Nvidia ini didorong oleh permintaan yang semakin tinggi terhadap produk cip kecerdasan buatan (AI) yang mereka produksi.
Pertumbuhan Pesat Nvidia dan Dominasi di Pasar AI
Berdiri sejak 1993 sebagai produsen cip grafis untuk video game, Nvidia kini menjadi pionir dalam pengembangan teknologi chip AI berskala besar. Perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Amazon, Meta, dan Google semakin giat mengembangkan pusat data AI yang mengandalkan cip Nvidia. Hal ini memicu lonjakan saham Nvidia hingga naik sekitar 2,4% ke level US$ 160,98 pada 3 Juli 2024, sebelum sedikit turun ke US$ 159,6.
Sejak 2021, kapitalisasi pasar Nvidia melonjak tajam dari US$ 500 miliar menjadi hampir empat triliun dolar AS berkat inovasi dan kebutuhan industri akan teknologi AI. Kini Nvidia menguasai sekitar 7% dari indeks S&P 500. Selain itu, pada akhir 2024, Nvidia resmi menggantikan posisi Intel di indeks Dow Jones Industrial Average, menandai pergeseran fokus industri semikonduktor dari komputasi tradisional menuju teknologi berbasis AI.
Analis pasar Joe Saluzzi menilai valuasi Nvidia yang mendekati angka US$ 4 triliun menunjukkan besarnya investasi global pada teknologi AI saat ini. Meski harga sahamnya naik signifikan, valuasi saham Nvidia masih tergolong wajar dengan rasio harga terhadap laba (P/E) sekitar 32 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata historis lima tahunnya 41 kali.
Waspada Huawei, Tantangan dari Cina
Meski berhasil mendominasi pasar global, CEO Nvidia Jensen Huang mengungkapkan kewaspadaannya terhadap pertumbuhan perusahaan teknologi Cina, khususnya Huawei. Huang menyoroti kebijakan pemerintahan Amerika Serikat yang membatasi ekspor chip canggih ke Cina. Ia menilai pembatasan tersebut justru memicu Huawei dan perusahaan lokal Cina untuk mengembangkan ekosistem semikonduktor AI secara mandiri.
Huang mengingatkan bahwa jika pengembang AI utama dunia tetap terkonsentrasi di Cina, maka teknologi AI Cina berpotensi memenangkan persaingan global. Ia pun menyatakan pentingnya meninjau ulang kebijakan jangka pendek agar tidak menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang tidak diinginkan. Pernyataan Huang ini sekaligus menegaskan adanya tekanan geopolitik yang memengaruhi persaingan dalam industri teknologi tinggi.
CEO Huawei, Ren Zhengfei, juga mengomentari pernyataan Amerika terkait cip AI Huawei. Ia menilai AS telah melebih-lebihkan kemampuan cip AI Huawei, menunjukkan optimisme perusahaan dalam mengembangkan teknologi secara independen.
Amerika Serikat Melonggarkan Regulasi Ekspor Cip ke Cina
Seiring perkembangan ini, pemerintah Amerika kembali membuka akses ekspor perangkat lunak desain chip ke Cina yang sebelumnya dibatasi. Tiga perusahaan besar, Siemens AG, Synopsys, dan Cadence, mengumumkan telah menerima surat dari Departemen Perdagangan AS yang mencabut kontrol atas ekspor ini.
Siemens menyatakan telah mengembalikan akses penuh kepada pelanggan di Cina untuk teknologi dan perangkat lunaknya yang sempat diblokir. Sementara Synopsys dan Cadence tengah mengupayakan langkah serupa. Pembatasan awal mulai diberlakukan pada Mei 2024, termasuk kontrol ketat atas penjualan prosesor AI canggih dari Nvidia dan AMD ke Cina.
Ketiga perusahaan ini menguasai pangsa pasar global otomasi desain elektronik (EDA) yang vital untuk perancangan chip. Pada 2024, Siemens EDA, Synopsys, dan Cadence masing-masing menguasai pasar sebesar 13%, 31%, dan 30%.
Dinamika Pasar dan Inovasi Teknologi
Pembukaan kembali akses ekspor ini diharapkan bisa memperlancar aktivitas para pengembang chip di Cina, meskipun pemerintah Cina juga mendorong pengembangan perangkat lunak desain chip dalam negeri untuk mencapai kemandirian teknologi. Namun, dalam kuartal kedua 2024, Synopsys melaporkan perlambatan penjualan di pasar Cina yang menyumbang sekitar 10% dari total pendapatannya.
Dengan nilai pasar yang terus meningkat dan pergeseran teknologi menuju kecerdasan buatan, Nvidia menandai era baru dalam industri semikonduktor sekaligus menjadi indikator utama arah investasi teknologi global. Sementara itu, dinamika geopolitik dan regulasi terus memengaruhi persaingan pasar cip AI antara Amerika Serikat, Cina, dan pemain global lainnya.
