
Pemerintah Republik Ceko resmi melarang penggunaan seluruh layanan kecerdasan buatan (AI) dari startup asal Cina, DeepSeek, oleh semua instansi pemerintahan. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipasi terhadap risiko keamanan dan perlindungan data, mengingat kekhawatiran bahwa data yang dimiliki oleh pemerintah Ceko dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang, terutama mengingat aturan di Cina yang memungkinkan kerja sama dengan badan intelijen negara.
Perdana Menteri Ceko, Petr Fiala, menyatakan dalam konferensi pers pada 9 Juli 2024 bahwa pelarangan ini berlaku untuk seluruh produk AI, aplikasi, solusi, situs web, dan layanan web di bawah naungan DeepSeek. "DeepSeek sebagai perusahaan berbasis di Cina tunduk pada regulasi pemerintah Cina yang memungkinkan badan intelijen memperoleh akses ke data, sehingga ini bisa membuka celah risiko keamanan," ujar Fiala dikutip dari Reuters.
Kekhawatiran atas Privasi dan Keamanan Data
DeepSeek sebelumnya menarik perhatian global setelah menyampaikan klaim mampu mengembangkan model AI dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan ChatGPT milik OpenAI. Namun, transparansi terkait pengelolaan data menjadi isu utama. Dalam kebijakan privasinya, DeepSeek mengakui bahwa data pribadi pengguna—termasuk permintaan input dan file yang diunggah—disimpan di server yang berlokasi di Cina. Hal ini menimbulkan kekhawatiran yang besar di kalangan regulator di Eropa mengenai potensi penyalahgunaan data serta pelanggaran regulasi perlindungan data, khususnya GDPR di Uni Eropa.
Sampai saat ini, baik pihak DeepSeek maupun Kedutaan Besar Cina di Praha belum memberikan tanggapan resmi atas keputusan pelarangan dari pemerintah Ceko.
Daftar Negara Eropa yang Telah Melarang atau Membatasi DeepSeek
Langkah Republik Ceko ini menambah daftar negara-negara Eropa yang sudah membatasi penggunaan AI DeepSeek karena alasan serupa. Berikut ringkasan kebijakan dari beberapa negara:
-
Jerman:
Komisaris Perlindungan Data Jerman meminta Apple dan Google menghapus aplikasi DeepSeek dari toko aplikasi mereka di Jerman. Permintaan ini didasari kekhawatiran bahwa DeepSeek melakukan transfer data pribadi warga Jerman ke Cina secara ilegal. -
Belanda:
Pemerintah Belanda melarang pegawai negeri menggunakan DeepSeek sejak Februari 2024. Otoritas Perlindungan Data Belanda (AP) memperingatkan masyarakat agar berhati-hati menggunakan aplikasi ini, karena data pengguna bisa dikirim ke Cina tanpa izin. -
Italia:
Otoritas perlindungan data Italia (Garante) memerintahkan pemblokiran chatbot DeepSeek di Italia setelah startup tersebut gagal memberikan informasi memadai mengenai penggunaan data pribadi. DeepSeek bahkan menarik AI assistant-nya dari toko aplikasi Italia setelah mendapat pertanyaan terkait kebijakan privasi. -
Prancis:
CNIL, pengawas privasi Prancis, tengah menyelidiki DeepSeek untuk menentukan potensi risiko privasi yang ditimbulkan. CNIL akan meminta klarifikasi resmi mengenai kebijakan pengelolaan data DeepSeek dan aktivitas pelatihan model AI mereka. - Irlandia:
Komisi Perlindungan Data Irlandia melakukan pengawasan dan meminta klarifikasi langsung dari pihak DeepSeek terkait pemrosesan data pengguna di Irlandia. Meskipun Irlandia menjadi pusat regulasi perusahaan teknologi besar AS di Eropa, DeepSeek tidak menetapkan Irlandia sebagai kantor pusatnya di wilayah tersebut.
Dampak dan Implikasi Kebijakan
Pengawasan ketat dan pelarangan penggunaan layanan DeepSeek oleh negara-negara Eropa menunjukkan adanya kekhawatiran serius akan risiko privasi dan keamanan data seiring meningkatnya penggunaan teknologi AI dari perusahaan luar negeri, khususnya yang berasal dari negara dengan regulasi yang memungkinkan akses oleh badan intelijen.
Kebijakan ini juga mencerminkan sikap tegas pengawas di Eropa dalam menegakkan standar perlindungan data sesuai GDPR, salah satu regulasi perlindungan data paling ketat di dunia. Kewaspadaan terhadap DeepSeek bisa menjadi contoh bagaimana negara-negara menerapkan filter dan pengawasan ekstra terhadap teknologi baru, terutama produk AI yang langsung berhubungan dengan data sensitif pemerintah dan masyarakat.
Sementara itu, belum ada respons resmi dari DeepSeek maupun pemerintah Cina terkait langkah-langkah pembatasan ini. Namun, perkembangan ini tentu akan menjadi perhatian bagi perusahaan teknologi global lainnya yang beroperasi di pasar Eropa, menunjukkan bahwa transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi data menjadi faktor utama keberlangsungan teknologi AI di wilayah tersebut.
Upaya pelarangan dan pengawasan terhadap DeepSeek juga memberikan sinyal kepada pengguna di Eropa untuk lebih waspada dalam menggunakan teknologi AI, terutama yang melibatkan pengunggahan data pribadi ke platform yang servernya berada di luar zona regulasi Uni Eropa. Regulasi di tingkat nasional maupun Uni Eropa kemungkinan akan terus diperkuat untuk mengantisipasi risiko keamanan di era digital yang semakin kompleks.





