Perubahan signifikan dalam sektor pangan nasional baru-baru ini diwarnai oleh kenaikan cadangan pangan yang mencolok. Di balik lonjakan ini, strategi yang terencana dan pelaksanaan yang efektif oleh Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Novi Helmy Prasetya, menjadi sorotan. Sejak menjabat pada Februari 2025, beliau berhasil meningkatkan serapan gabah hingga mencapai 2,75 juta ton setara beras. Peningkatan ini tidak hanya sekadar angka, tetapi merupakan sejarah baru bagi lembaga tersebut.
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) juga mengalami kenaikan signifikan, melonjak hingga 4,2 juta ton pada Juli 2025. Hal ini menjadi bukti efektivitas strategi yang diterapkan di bawah kepemimpinan Novi. "Kerjanya senyap, tidak banyak publikasi, tapi hasilnya nyata," ungkap Muhamad Makky, pakar pangan dari Universitas Andalas. Selain serapan gabah yang meningkat, perbaikan infrastruktur gudang Bulog memungkinkan penampungan hasil panen secara optimal.
Integrasi Jaringan Pangan Nasional
Salah satu kunci keberhasilan tersebut terletak pada kemampuan Novi dalam mengonsolidasikan berbagai elemen. Dari petani hingga Babinsa, serta kolaborasi dengan Kementerian Pertanian, BUMN, dan asosiasi pengusaha, semua berkontribusi pada kesuksesan penyerapan gabah. "Jaringannya luas dan kuat. Ini sangat penting dalam menghadapi tantangan cuaca dan distribusi," tambah Makky.
Strategi yang diterapkan bukan hanya bersifat teknis, tetapi juga strategis. Kesuksesan penyerapan gabah di tengah berbagai rintangan menjadi cerminan keberpihakan pemerintah kepada petani. Dengan dukungan yang solid dari berbagai pihak, hasil panen dapat terserap dengan baik, sehingga stabilitas pangan nasional dapat terjaga.
Tantangan dan Solusi
Meskipun capaian ini menggembirakan, tantangan dalam sektor pangan nasional tetap ada. Keluhan mengenai produsen beras yang melakukan manipulasi takaran bahkan mencuat. Beberapa dari mereka telah diperiksa oleh pihak kepolisian. Kementerian Pertanian juga menunjukkan ketidakpuasan terhadap praktik-praktik curang tersebut dan mendesak aparat untuk mengambil tindakan lebih tegas.
Namun, menurut Novi Helmy Prasetya, tantangan ini tidak mereduksi upaya nyata yang telah dilakukan. "Kami berupaya untuk memastikan bahwa semua hasil panen dapat diserap dengan baik, tanpa adanya manipulasi dari pihak manapun," ujarnya. Dengan tekad dan strategi yang matang, dia berharap sektor pangan nasional dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ada.
Akhir Masa Jabatan dan Warisan Strategis
Novi Helmy Prasetya kini telah kembali ke institusi militer setelah sukses besar di Perum Bulog. Meskipun masa jabatannya tergolong singkat, warisan strategis yang ditinggalkannya sangat signifikan. Ia akan dinanti untuk penugasan strategis selanjutnya sebagai bagian dari pengabdian kepada negara.
Seperti yang disampaikan oleh banyak pakar, langkah-langkah yang diambil dalam meningkatkan cadangan pangan bukan hanya sekadar sebuah target, tetapi merupakan langkah jangka panjang untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Warisan dari kepemimpinan Novi menjadi pelajaran berharga akan pentingnya kolaborasi dan strategi yang tepat dalam menanggulangi tantangan yang ada.
Dengan semua upaya ini, Indonesia semakin menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi masalah pangan di masa mendatang. Keberadaan cadangan pangan yang kuat menjadi jaminan bagi kestabilan ekonomi dan sosial, merespon tantangan global yang semakin kompleks.





