
Perlunya transformasi autentikasi dalam dunia keamanan digital sudah tidak bisa diabaikan lagi. Singapura baru-baru ini mengeluarkan rekomendasi bagi bisnis, termasuk sektor perbankan, untuk beralih dari penggunaan nomor identitas nasional sebagai alat autentikasi ataupun kata sandi ke autentikasi multi-faktor (MFA). Langkah ini merupakan bagian dari peningkatan praktik keamanan digital yang penting dan juga mencerminkan tren serupa dalam beberapa negara Asia lainnya.
Takanori Nishiyama, SVP APAC & Japan Country Manager di Keeper Security, mengungkapkan betapa lemahnya penggunaan nomor identitas sebagai kata sandi. Data pribadi yang mudah diakses dan teknik credential-stuffing telah menjadikan praktik ini semakin berisiko. Ia menekankan peran krusial penggunaan kata sandi yang kuat dan kompleks, serta pengelolaan kata sandi melalui password manager. Selain itu, penggunaan solusi tanpa kata sandi, seperti passkey dan biometrik, semakin direkomendasikan untuk mendukung upaya keamanan.
Pentingnya Model Zero-Trust
Organisasi juga didorong untuk beralih ke model zero-trust. Model ini menuntut setiap permintaan akses untuk diverifikasi, diaudit, dan dienkripsi. Pendekatan ini menjadi sangat penting untuk melindungi informasi sensitif, baik dari pengguna internal maupun eksternal. Selain itu, sentralisasi alat manajemen akses istimewa (PAM) dan brankas kata sandi yang aman harus menjadi bagian dari strategi keamanan. Pamantauan pelanggaran secara real-time juga dianggap krusial dalam menjaga integritas sistem.
Transformasi dari penggunaan identifikasi statis, seperti nomor identitas, tidak cukup hanya dengan mengganti kata sandi yang lemah. Langkah konkret diperlukan untuk menetapkan praktik kredensial yang kuat dan unik. Implementasi password manager, platform PAM, serta investasi dalam pelatihan kebersihan siber yang berkelanjutan merupakan elemen penting untuk mencapai tujuan ini.
Keberlanjutan dalam Keamanan Siber
Nishiyama menegaskan bahwa keamanan siber bukan lagi sekadar praktik terbaik, melainkan merupakan kebutuhan bisnis yang mendesak dan tanggung jawab nasional. Dalam konteks ini, organisasi tidak hanya harus mematuhi daftar periksa kepatuhan, tetapi juga harus mempercepat reformasi dalam identitas dan keamanan akses. Transformasi ini sangat penting untuk membangun kepercayaan dan ketahanan dalam era digital yang penuh tantangan ini.
Berdasarkan laporan terbaru, jumlah pelanggaran keamanan data terus meningkat, membuat perlunya pendekatan yang lebih kuat dan inovatif dalam autentikasi semakin mendesak. Misalnya, penggunaan solusi MFA dapat mengurangi risiko pelanggaran hingga 99%. Ini menunjukkan betapa pentingnya melibatkan teknologi canggih dalam praktik keamanan sehari-hari.
Tantangan dan Solusi
Meskipun ada banyak keuntungan untuk beralih ke autentikasi yang lebih baik, tantangan tetap ada. Banyak organisasi kecil mungkin merasa kesulitan dalam mengadopsi sistem baru karena biaya atau pengetahuan teknis yang terbatas. Untuk mengatasi ini, pemerintah dan lembaga terkait dapat memberikan dukungan berupa pelatihan atau bantuan teknis.
Dalam rangka meningkatkan keamanan digital, penting bagi semua sektor untuk menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab bersama. Di zaman di mana data menjadi aset berharga, cara kita mengelolanya harus mengikuti perkembangan teknologi dan menghadapi tantangan masa depan.
Perubahan perilaku pengguna juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan transformasi autentikasi. Edukasi kepada pengguna tentang pentingnya solusi autentikasi yang kuat harus dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya mengikuti praktik terbaik tetapi benar-benar memahami risiko yang ada.
Penekanan pada transformasi autentikasi yang lebih kuat akan membuka jalan bagi keamanan digital yang lebih baik, serta membangun kepercayaan masyarakat dalam menggunakan layanan digital. Inisiatif dari pemerintah dan sektor swasta sangatlah penting dalam mengubah lanskap ini menuju masa depan yang lebih aman.





