5 Modus Penipuan Catut Nama TASPEN dan Cara Ampuh Menghindarinya

Penipuan yang mengatasnamakan PT TASPEN (Persero) masih sering terjadi dan menargetkan para pensiunan ASN yang tergolong rentan secara digital. TASPEN, sebagai BUMN yang mengelola program jaminan sosial bagi Aparatur Sipil Negara dan Pejabat Negara, terus mendapat laporan adanya berbagai modus penipuan yang berusaha mencuri data pribadi maupun merugikan secara finansial peserta.

Direktur Utama TASPEN, Rony Hanityo Aprianto, menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kasus penipuan digital ini. Ia menegaskan bahwa perlindungan data dan kesejahteraan peserta merupakan prioritas perusahaan. "Kami memahami bahwa peserta, khususnya para pensiunan, sangat rentan terhadap praktik penipuan digital," ujarnya. Untuk itu, TASPEN meningkatkan keamanan sistem dan memperkuat edukasi digital agar peserta lebih waspada terhadap penipuan.

Modus-modus Penipuan yang Sering Terjadi

TASPEN mencatat bahwa penipuan kerap dilakukan melalui pesan instan, telepon, atau email yang mengatasnamakan TASPEN. Berikut lima modus yang paling umum ditemukan:

  1. Klaim Penyaluran Pensiun Hanya Melalui Kantor Pos
    Penipu menyebarkan informasi palsu bahwa penyaluran pensiun hanya bisa melalui Kantor Pos. Faktanya, TASPEN bekerja sama dengan 44 mitra bayar, terdiri dari 43 perbankan dan 1 Kantor Pos, sehingga peserta bebas memilih metode pembayaran sesuai kebutuhan.

  2. Verifikasi dan Pembaruan Data Peserta Palsu
    Pelaku menghubungi peserta dengan mengaku sebagai karyawan TASPEN dan meminta pembaruan data melalui tautan yang dikirim via WhatsApp atau SMS. Tautan itu menuju situs palsu yang mencuri data pribadi seperti nomor rekening, NIP, NIK, PIN, dan OTP.

  3. Janji Kenaikan Tunjangan Pensiun atau Bonus Dividen
    Penipu menjanjikan kenaikan gaji pensiun atau bonus tahunan, lalu meminta peserta mengakses tautan tertentu sebagai syarat pencairan. Tautan tersebut justru merupakan alat peretasan yang bisa menguras rekening peserta.

  4. Penggunaan Surat Tugas dan Edaran Palsu
    Dokumen resmi palsu dengan logo dan kop surat TASPEN digunakan untuk mengelabui peserta. Surat ini biasanya memerintahkan peserta melakukan tindakan tertentu dengan ancaman penghentian manfaat jika tidak diikuti.

  5. Modus Pengembalian Dana
    Penipu mengaku melakukan pengembalian dana, padahal TASPEN menegaskan bahwa semua layanan program diberikan tanpa pungutan biaya apapun. Informasi soal pengembalian dana tersebut dipastikan penipuan.

Cara Mencegah dan Menghindari Penipuan

TASPEN menyarankan peserta untuk menjalankan tiga langkah kewaspadaan agar terhindar dari penipuan:

  1. Tahan: Jangan buru-buru menanggapi pesan atau panggilan mencurigakan, terutama yang mengandung janji keuntungan besar atau tekanan emosional. Analisis dulu informasi yang diterima.

  2. Pastikan: Selalu verifikasi informasi melalui kanal resmi TASPEN seperti website www.taspen.co.id, call center 1500 919, email tanya.taspen@taspen.co.id, dan media sosial resmi @taspen.

  3. Laporkan: Jika menemukan upaya penipuan, segera laporkan ke pihak berwenang atau ke TASPEN melalui saluran pengaduan resmi. Pelaporan membantu mencegah penipuan meluas dan melindungi peserta lainnya.

Upaya edukasi dan penerapan teknologi aman terus digalakkan TASPEN untuk memperkuat perlindungan peserta di era digital. Penguatan proteksi ini sangat penting terutama bagi pensiunan yang termasuk kelompok rentan karena kecanggihan modus penipuan yang terus meningkat. Dengan kesadaran dan kewaspadaan bersama, risiko penipuan dapat diminimalkan dan hak-hak peserta tetap terlindungi.

Berita Terkait

Back to top button