Perusahaan di Indonesia sedang mengalami gelombang transformasi digital yang signifikan. Transformasi ini menjadi dasar penting untuk mengadopsi teknologi mutakhir, seperti kecerdasan buatan (AI). Menurut data terbaru, digitalisasi, yang didefinisikan sebagai pergeseran dari metode konvensional ke sistem digital melalui pemanfaatan alat dan jaringan internet, telah menunjukkan dampak besar dalam mendekati pelanggan secara luas.
Sejumlah perusahaan, khususnya di sektor jasa keuangan, telah mengadopsi pendekatan ini untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pelayanan. Salah satu contohnya adalah BRI Life, yang diungkapkan oleh Direktur Utama Aris Hartanto. Ia menyatakan bahwa transformasi digital yang dilakukan tidak hanya align dengan visi perusahaan, tetapi juga berkontribusi dalam memperluas inklusi keuangan bagi masyarakat. Dengan pengembangan platform kolaboratif dan peningkatan sistem manajemen dokumen digital, BRI Life menunjukkan bagaimana inovasi dapat menghilangkan batasan dan memberikan akses yang lebih luas kepada nasabah.
Layanan digital dari BRI Life memungkinkan nasabah untuk mengakses informasi terkait polis, melakukan klaim, dan membayar premi secara online dengan lebih efisien. Dalam pernyataannya, Aris menekankan bahwa semua proses ini dirancang untuk memberikan pengalaman layanan yang lebih baik, lebih aman, dan praktis. Hal ini telah membawa BRI Life meraih penghargaan di ajang ‘Insurance Asia Awards 2025’ untuk kategori ‘Digital Insurance Initiative of the Year’. Penghargaan ini menjadi bukti nyata dari keberhasilan perusahaan dalam memanfaatkan teknologi untuk merevolusi industri asuransi.
Selain bidang asuransi, sektor usaha kecil dan menengah (UMKM) juga tidak ketinggalan dalam menjalani transformasi digital. Inovasi terbaru yang datang dari kolaborasi seorang perwira Pertamina dan CEO AI Accelerate, Yoga Pratama dan Luca Cada Lora, telah meluncurkan platform AI yang bertujuan untuk meningkatkan omzet dan optimalisasi pemasaran digital UMKM. Keduanya membuktikan bahwa penerapan teknologi bisa menawarkan solusi yang relevan untuk mendukung pertumbuhan sektor vital ini di Indonesia.
Transformasi digital memiliki potensi besar untuk menjawab tantangan yang dihadapi berbagai industri, termasuk pada skala makro. Menurut analisis, adopsi teknologi digital berpotensi menggenjot pertumbuhan PDB di Indonesia. Stimulasi ini semakin relevan di tengah ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi banyak sektor. Pada dasarnya, digitalisasi tidak hanya tentang efisiensi operasional, tetapi juga menciptakan nilai baru melalui produk dan layanan yang lebih baik.
Namun, tantangan dalam mengimplementasikan transformasi digital tetap ada. Banyak perusahaan masih harus beradaptasi dengan perubahan ini, baik dari sisi infrastruktur teknologi, kebijakan internal, maupun pelatihan SDM. Peningkatan kompetensi dan pemahaman mengenai teknologi baru menjadi salah satu kunci utama dalam proses ini. Terlebih, transformasi digital juga membutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder, termasuk pemerintah dan lembaga regulasi, untuk menciptakan ekosistem yang kondusif.
Melihat perkembangan ini, ke depan, perusahaan yang mampu mengadopsi teknologi dengan cepat dan efektif akan lebih berpeluang bersaing di pasar global. Investasi dalam inovasi dianggap sebagai langkah strategis yang esensial. Sektor-sektor yang mengandalkan peningkatan akses digital dan pelayanan berbasis teknologi akan menjadi pemain dominan di lanskap industri masa depan.
Oleh karena itu, diharapkan kolaborasi antara perusahaan teknologi, lembaga keuangan, dan sektor swasta lainnya dapat terus dikuatkan. Dengan demikian, transformasi digital bukan hanya akan mengubah wajah industri, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia. Melalui langkah-langkah strategis ini, Indonesia dapat menempatkan diri sebagai salah satu pemimpin dalam konteks digitalisasi di kawasan Asia Tenggara.





