
Di Ballroom Ritz-Carlton Jakarta, XLSMART, raksasa telekomunikasi yang merupakan hasil merger XL Axiata dan Smartfren, menyelenggarakan BRAVO 500 SUMMIT. Acara yang menghadirkan 500 bos dari perusahaan-perusahaan terbesar di Indonesia ini bertujuan mendeklarasikan masa depan industri melalui teknologi kecerdasan buatan (AI) dan keamanan siber (cybersecurity). Namun, muncul pertanyaan fundamental: apakah forum ini menawarkan solusi nyata atau justru menyoroti kerentanan industri nasional?
Andrijanto Muljono, Direktur dan Chief Enterprise Strategic Relationship Officer XLSMART, menjelaskan, “Transformasi digital melalui teknologi seperti AI dan cybersecurity merupakan hal yang tak terhindarkan.” Melalui ajang ini, XLSMART berambisi untuk memperkuat perannya sebagai mitra teknologi bagi dunia usaha. Namun, di balik narasi kolaborasi, terdapat kehawatiran yang memunculkan perdebatan.
Janji dan Ancaman AI
AI merupakan komponen sentral yang dijanjikan dapat mengotomatisasi operasional dan meningkatkan produktivitas di sektor-sektor vital seperti pertambangan dan logistik. Namun, seiring dengan adopsi teknologi ini, perhatian juga tertuju pada ancaman yang mengintai. Keamanan siber ditawarkan sebagai perisai, namun hal ini bersifat paradoks. Setiap langkah ke dalam digitalisasi justru dapat membuka pintu bagi serangan siber.
“Seperti menjual alarm kebakaran paling canggih, sambil mengakui bahwa seluruh kota dibangun dari bahan yang mudah terbakar,” ungkap seorang pengamat industri. XLSMART tampak bertindak sebagai penjual obat sekaligus mengingatkan akan penyakitnya, menggarisbawahi betapa rumitnya masalah ini.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid juga memberi sinyal positif terhadap forum ini. Ia menyatakan, “Pemerintah menyambut baik forum strategis yang mendorong pemanfaatan AI secara bertanggung jawab.” Namun, ia menekankan bahwa Peta Jalan Nasional AI yang tengah disusun akan mendukung inklusivitas dan kedaulatan data, sebagai langkah untuk menghindari potensi monopolisasi teknologi oleh perusahaan besar.
ESTA: Solusi atau Ketergantungan Baru?
Dalam acara tersebut, XLSMART meluncurkan platform andalan mereka, Enterprise Smart Technology & Automation (ESTA). Platform ini berfungsi sebagai solusi digital terpadu yang mengintegrasikan semua kebutuhan operasional perusahaan, dari cloud hingga keamanan siber, dalam satu dasbor.
ESTA diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada banyak vendor, tetapi kritik menyatakan bahwa ini juga dapat menciptakan "ketergantungan baru" atau vendor lock-in. Ketika semua sistem perusahaan terintegrasi dengan XLSMART, beralih ke penyedia lain bisa menjadi tantangan.
Membangun Masa Depan yang Inklusif
BRAVO 500 SUMMIT menunjukkan kekuatan XLSMART yang melayani lebih dari 94,5 juta pelanggan di Indonesia. Selain itu, mereka berhasil mengumpulkan para pengambil keputusan kunci dalam satu ruangan untuk membentangkan visi masa depan yang menawarkan efisiensi. Namun, ancaman siber yang harus dihadapi menjadi topik yang tidak boleh diabaikan.
Kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah memiliki potensi untuk menghadirkan inovasi tanpa merugikan inklusivitas. Mengembangkan strategi yang memastikan bahwa teknologi seperti AI tidak hanya membawa manfaat bagi segelintir perusahaan adalah penting untuk menciptakan ekosistem yang seimbang.
Acara ini menyajikan pandangan mendalam mengenai bagaimana raksasa baru dalam industri telekomunikasi berupaya menghadapi tantangan teknologi di era digital. Inovasi yang ditawarkan diiringi ketelitian dalam mengelola risiko, dan peran aktif pemerintah menjadi kunci untuk mengarahkan industri ke arah yang lebih positif dan berkelanjutan.





