
Samsung Electronics mengalami penurunan laba operasional yang signifikan pada kuartal II-2025, mencatat penurunan sebesar 55,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan yang dirilis pada Kamis, 31 Juli 2025, laba operasional mencapai 4,68 triliun won, atau sekitar Rp55,32 triliun, lebih rendah dari ekspektasi awal.
Walaupun pendapatan mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,67 persen dengan total mencapai 74,57 triliun won, laba bersih Samsung justru mengalami penurunan dramatis sebesar 48,01 persen menjadi 5,12 triliun won. Hal ini menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan Korea Selatan tersebut, terutama di tengah ketegangan perdagangan yang berkepanjangan antara Amerika Serikat dan China.
Divisi Solusi Perangkat Tertekan
Divisi Solusi Perangkat, yang bertanggung jawab atas bisnis semikonduktor, melaporkan penjualan sebesar 27,9 triliun won, meningkat 11 persen dari kuartal yang sama tahun lalu. Keberhasilan ini didorong oleh penjualan chip memori untuk server yang meningkat. Namun, meskipun pendapatan meningkat, laba operasional divisi ini justru terpukul keras, hanya mencapai 400 miliar won. Ini adalah angka terendah sejak akhir tahun 2023 dan mencerminkan kerugian operasional yang signifikan, yang mencapai 2 triliun won pada periode sebelumnya.
Salah satu penyebab utama penurunan laba operasional adalah kerugian terkait inventaris memori dan biaya tambahan yang dihadapi dalam bisnis non-memori. Sanksi yang diterapkan oleh AS terhadap China telah memberikan dampak negatif yang besar, mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan biaya operasional Samsung.
Divisi Device eXperience Terdampak
Di sisi lain, divisi Device eXperience, yang menangani perangkat seluler dan peralatan lainnya, melaporkan penjualan sebesar 43,6 triliun won. Laba operasional di divisi ini mencapai 3,3 triliun won, yang menunjukkan bahwa Samsung masih dapat menghasilkan pendapatan meskipun dalam kondisi pasar yang sulit. Namun, pertumbuhan ini tidak cukup untuk mengimbangi penurunan yang terjadi di seluruh perusahaan.
Faktor Eksternal dan Tantangan Ke Depan
Perang dagang antara AS dan China memiliki dampak yang meluas terhadap perusahaan-perusahaan global, termasuk Samsung. Sanksi dan ketidakpastian politik sering kali menyebabkan volatilitas di pasar semikonduktor, yang merupakan salah satu sektor paling penting bagi Samsung. Dengan ketegangan yang terus berlanjut, perusahaan harus beradaptasi dengan cepat untuk menjaga posisi kompetitifnya di pasar global.
Dalam hal ini, Samsung perlu mengeksplorasi strategi baru dan inovasi produk untuk meningkatkan laba di kuartal-kuartal mendatang. Mendiversifikasi portofolio produk dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan di pasar yang lebih stabil menjadi beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan.
Outlook Masa Depan
Meskipun kuartal II-2025 menunjukkan kekhawatiran yang serius bagi Samsung, ada juga peluang bagi perusahaan untuk bangkit kembali. Dengan fokus yang kuat pada inovasi dan adaptasi terhadap kondisi pasar yang berubah, Samsung memiliki potensi untuk mengubah nasibnya ke arah yang lebih baik.
Menghadapi tantangan yang ada, para analis berharap agar manajemen perusahaan dapat mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk mengatasi dampak dari lingkungan bisnis yang tidak menentu. Seiring berjalannya waktu, perhatian terhadap pengembangan teknologi baru dan pembaruan dalam lini produk diharapkan mampu mengembalikan kinerja keuangan Samsung ke jalur yang positif.
Dengan demikian, meski mengalami penurunan laba yang tajam, Samsung masih memiliki landasan yang kuat untuk membangun masa depan yang lebih baik dalam industri teknologi global.





