Perang Tarif Reda, China Siap Borong 500 Pesawat Boeing Tahun Ini

Perusahaan dirgantara asal Amerika Serikat, Boeing, telah mencapai kemajuan signifikan dengan China, di mana kedua pihak kini sedang melakukan negosiasi untuk memfinalisasi kesepakatan jual beli sebanyak 500 pesawat jet. Kesepakatan ini menandai potensi pemulihan hubungan perdagangan yang telah terpengaruh oleh konflik tarif yang berkepanjangan antara kedua negara. Hal ini diumumkan pada Kamis, 21 Agustus 2025, melalui laporan dari Bloomberg.

Meskipun berbicara mengenai besarnya kesepakatan, rincian lebih lanjut seperti jenis pesawat yang akan dijual dan jadwal pengiriman masih dalam tahap perundingan. Keberhasilan perjanjian ini tampaknya sangat tergantung pada stabilitas hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China. Sumber-sumber yang dekat dengan negosiasi mengungkapkan bahwa ada kemungkinan kesepakatan ini tidak akan terlaksana jika ketegangan tarif kembali meningkat.

Reaksi pasar terhadap kabar ini sangat positif. Saham Boeing mengalami lonjakan mencapai 3,7 persen dalam perdagangan pra-pasar Wall Street. Ini mencerminkan optimisme investor terkait kemampuan Boeing untuk memperbaiki posisi keuangannya, setelah mengalami serangkaian tantangan dalam beberapa tahun terakhir. Secara keseluruhan, saham Boeing telah naik sekitar 27 persen sepanjang tahun ini, menandakan pemulihan yang jelas bagi perusahaan di tengah dinamika pasar yang sulit.

Konteks ini menunjukkan bahwa perang tarif yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir mulai mereda, memberi ruang bagi kedua negara untuk kembali menjalin kerja sama di sektor-sektor penting, termasuk industri penerbangan. Hubungan antara Washington dan Beijing sering kali fluktuatif, namun kesepakatan ini bisa menjadi tanda bahwa kedua belah pihak sedang mencari cara untuk memperbaiki kerjasama yang lebih baik.

Dalam konteks ini, perundingan kesepakatan pesawat ini tidak hanya penting bagi Boeing, tetapi juga bagi perekonomian lebih luas, yang sangat bergantung pada perdagangan antara kedua negara. Pasar pesawat terbang komersial adalah salah satu indikator utama dari kesehatan ekonomi di tingkat global dan di antara kedua negara.

Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa meskipun beberapa langkah positif diambil, ketidakpastian masih tetap ada. Kembali mencuatnya kebijakan tarif bisa mengancam tidak hanya kesepakatan ini tetapi juga berbagai perjanjian perdagangan lainnya yang mungkin sedang dinegosiasikan. Oleh karena itu, pengamat industri akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat.

Dengan kehadiran 500 pesawat dalam kesepakatan ini, Boeing berpotensi untuk mendapatkan kembali pangsa pasarnya di Asia, di mana permintaan untuk penerbangan domestik dan internasional diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pulihnya perekonomian pasca-pandemi. Meski masih ada tantangan yang harus dihadapi, keberhasilan kesepakatan ini bisa menjadi angin segar bagi industri penerbangan.

Sebagai informasi tambahan, industri penerbangan global saat ini sedang memasuki fase pemulihan yang lambat namun pasti. Banyak perusahaan sedang berusaha untuk memanfaatkan momen ini guna membangun kembali armada mereka setelah kehilangan signifikan yang diakibatkan oleh COVID-19. Kesepakatan seperti ini menunjukkan bahwa harapan untuk pemulihan alumni industri kian membesar, dan kerjasama antara negara-negara besar seperti AS dan China akan menjadi kunci penting dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini.

Berita Terkait

Back to top button