Keamanan siber semakin menjadi perhatian utama di era digital saat ini, di mana tindakan kejahatan berbasis teknologi semakin bervariasi dan meresahkan. Cyber crime atau kejahatan siber mencakup berbagai bentuk kejahatan yang memanfaatkan komputer dan konektivitas internet. Dalam laporan terbaru, dikemukakan enam jenis kejahatan siber yang sering terjadi dan dapat merugikan banyak orang.
1. Cyber Extortion
Cyber extortion adalah jenis pemerasan online yang dilakukan dengan mengancam individu atau organisasi. Para pelaku biasanya mencuri data penting dan mengunci perangkat, sehingga pemilik tidak bisa mengakses data tersebut. Untuk mendapatkan kembali akses, pelaku akan meminta tebusan uang. Kasus ini umum terjadi di kalangan perusahaan, di mana data penting sangat berharga dan menjadi target utama.
2. Serangan Malware
Serangan malware, termasuk virus komputer dan ransomware, dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada perangkat dan jaringan. Malware dapat digunakan untuk mencuri data rahasia atau merusak sistem. Salah satu contoh tragis adalah serangan WannaCry yang terjadi pada tahun 2017, yang menginfeksi lebih dari 230.000 komputer di 150 negara dan mengakibatkan kerugian finansial mencapai US$ 4 miliar. Pelaku menyerang kerentanan di sistem operasi, membuat malware menjadi alat yang berbahaya.
3. Cracking
Cracking melibatkan penyusupan ke sistem operasi perangkat untuk menghapus keamanan dan mencuri data penting. Pelaku akan mengakses informasi berharga yang bisa digunakan untuk tujuan jahat. Kejahatan ini sering kali dilakukan oleh individu atau kelompok dengan keterampilan teknis tinggi.
4. Phishing
Phishing bertujuan untuk mencuri data sensitif seperti password atau informasi pribadi melalui situs palsu yang mirip dengan situs asli. Teknik ini sering menggunakan halaman web yang menjebak pengguna untuk memasukkan data diri. Baru-baru ini, modus operandi ini semakin canggih, termasuk undangan pernikahan yang tampaknya sah, tetapi adalah usaha penipuan.
5. OTP Fraud
One-time password (OTP) fraud adalah kejahatan yang menyasar metode otentikasi digital. Pelaku meminta kode OTP kepada korban, biasanya untuk mengakses akun penting seperti akun perbankan dan dompet digital. Jika OTP berhasil dicuri, semua data serta dana dalam akun tersebut dapat diambil oleh pelaku.
6. Smishing dan Vishing
Smishing merupakan kombinasi antara SMS dan phishing, di mana pelaku menyamar sebagai lembaga resmi untuk mengelabui pengguna ke situs palsu. Sedangkan vishing menggunakan telepon untuk mengekstrak informasi pribadi dari korban, sering kali dengan penyamaran sebagai dukungan teknis atau anggota keluarga. Dalam banyak kasus, pelaku dapat membuat korban merasa tertekan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.
Dengan beragam bentuk kejahatan siber yang terus berkembang, penting bagi pengguna untuk berhati-hati. Salah satu langkah perlindungan yang ditawarkan oleh layanan dompet digital DANA adalah Jaminan 100% Uang Kembali, yang bisa dimanfaatkan jika pengguna terkena penipuan atau kehilangan dana akibat tindakan cyber crime. Pengguna disarankan untuk mematuhi syarat dan ketentuan layanan tersebut agar tetap terlindungi.
Perlindungan tambahan yang ditawarkan oleh DANA termasuk sertifikasi keamanan yang diakui secara internasional dan pembaruan teknologi untuk melawan potensi kejahatan siber. Kesadaran dan kehati-hatian dari para pengguna sangat vital dalam mencegah kejahatan siber ini. Melalui peningkatan edukasi dan pelatihan, pengguna diharapkan bisa lebih mengenali tanda-tanda kejahatan siber dan melindungi diri dari dampak negatifnya.





