
Sebuah benda angkasa yang dinamakan 3I/ATLAS telah menjadi topik perdebatan panas di kalangan ilmuwan setelah ditemukan pada 1 Juli 2025. Dengan kecepatan melaju mencapai 209.000 km/jam, benda ini merupakan musafir antar bintang ketiga yang terdeteksi umat manusia. Penemuan ini menimbulkan dua pandangan berseberangan: di satu sisi, NASA dan mayoritas astronom berpendapat bahwa 3I/ATLAS adalah sebuah komet es raksasa. Di sisi lain, terdapat pendapat dari Profesor Avi Loeb dari Universitas Harvard yang berargumen bahwa 3I/ATLAS mungkin merupakan sebuah "induk pesawat alien" yang menuju Bumi.
Argumen Sang Profesor Harvard
Profesor Loeb, yang memimpin Proyek Galileo di Harvard, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap penjelasan konvensional mengenai 3I/ATLAS. Ia menyebut orbit benda ini yang terbalik dan lintasannya yang selaras dengan Bumi sebagai fenomena yang jarang terjadi. Ukuran 3I/ATLAS juga menjadi sorotan, di mana Loeb memperkirakan diameter benda ini bisa mencapai 19 km. Sebagai perbandingan, NASA memperkirakan ukuran komet ini sekitar 5,6 km.
Menurut Loeb, saat 3I/ATLAS bergerak di belakang Matahari pada akhir Oktober 2025, ada kemungkinan bahwa ia dapat menyebarkan wahana pengintai atau bahkan senjata ketika berada dalam posisi tersembunyi. Ia juga memperingatkan bahwa bisa terjadi "perjumpaan" dengan Bumi antara 21 November hingga 5 Desember 2025, yang menurutnya bisa membawa potensi bencana atau pengetahuan baru. “Kita lebih baik bersiap untuk kedua kemungkinan,” jelas Loeb.
Bantahan Keras dari NASA
Menanggapi klaim kontroversial ini, NASA dengan tegas menolak teori Loeb. Tom Statler, ilmuwan utama untuk benda-benda kecil di NASA, menyatakan bahwa data yang ada secara menerus menunjuk ke karakteristik sebagai sebuah komet alami. Observasi dari Teleskop Luar Angkasa Hubble menunjukkan bahwa 3I/ATLAS mengeluarkan gas dan debu saat mendekati Matahari—perilaku yang khas untuk benda es. NASA menegaskan bahwa objek ini tidak berbahaya dan akan melintas pada jarak terdekat 273 juta km dari Bumi.
Lebih jauh, astrofisikawan Chris Lintott dari Universitas Oxford memberikan kritik pedas terhadap teori Loeb, menyebutnya sebagai "omong kosong belaka" dan sebuah "penghinaan terhadap kerja keras luar biasa yang sedang dilakukan untuk memahami objek ini."
Gema dari Masa Lalu: Oumuamua
Debat ini mengingatkan kembali pada polemik yang terjadi pada tahun 2017 saat pengunjung antar bintang pertama, 1I/‘Oumuamua, melintas. Bentuknya yang aneh dan kemampuannya berakselerasi tanpa menunjukkan ekor gas yang terlihat membuat Loeb mengusulkan ide bahwa benda tersebut bisa jadi merupakan wahana alien. Pendapat ini menuai kontroversi serupa dan menunjukkan bagaimana sikap terhadap objek asing di luar tata surya sering kali memicu perdebatan di kalangan ilmuwan.
Pentingnya Penelitian Lanjutan
Melihat kembali diskusi yang berputar di sekitar 3I/ATLAS, penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna memahami sifat dan asal usul benda ini. Dengan kemajuan teknologi teleskop dan metode pengamatan, ilmuwan berharap bisa mendapatkan data yang lebih akurat. Walau perdebatan ini menunjukkan adanya ketidakpastian, hal itu juga menggambarkan betapa kaya dan menariknya dunia eksplorasi antariksa.
Dalam beberapa bulan mendatang, saat 3I/ATLAS semakin dekat dengan Bumi, perhatian publik dan ilmuwan akan terus berfokus pada objek ini. Dengan potensi untuk memberikan wawasan baru tentang fenomena luar angkasa, baik mengenai objek komet maupun kemungkinan kehidupan di luar Bumi, 3I/ATLAS mungkin akan tetap menjadi sorotan utama dalam komunitas astronomi global.





