
Demonstrasi yang dipimpin oleh kaum muda, terutama Generasi Z, di Nepal baru-baru ini mencatatkan sejarah baru dalam proses pemilihan pemimpin negara. Untuk pertama kalinya, pemilihannya dilakukan melalui platform yang lebih dikenal sebagai alat untuk gaming dan komunitas online, yaitu Discord. Aplikasi ini digunakan oleh anak-anak muda Nepal untuk berdiskusi, berdebat, dan memberikan dukungan dalam menentukan perdana menteri sementara setelah penggulingan pemerintahan sebelumnya.
Discord, yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2015, awalnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi para gamer. Platform ini menawarkan komunikasi suara yang berkualitas tinggi saat bermain game online. Berbeda dengan media sosial lainnya yang lebih berfokus pada feed atau profil individu, Discord berfokus pada komunitas, memungkinkan pengguna untuk membuat atau bergabung dengan server yang berfungsi sebagai ruang diskusi.
Mengenal Discord
Setiap server di Discord dapat dianggap sebagai sebuah gedung yang dibagi menjadi "kamar-kamar" atau channel. Terdapat beberapa jenis channel, antara lain:
- Channel Teks: Digunakan untuk berbagi pesan tulisan, tautan, dan gambar.
- Channel Suara: Memungkinkan pengguna berkomunikasi secara langsung dengan anggota lainnya.
- Forum dan Video: Untuk lebih banyak diskusi terstruktur dan panggilan video kelompok.
Dengan fitur-fitur ini, Discord menjadi sangat digemari, terutama oleh komunitas online, dan semakin meluas penggunaannya di luar gaming, mencakup berbagai hobi dan minat lainnya.
Tren Penggunaan di Kalangan Gen Z
Popularitas Discord melonjak, terutamanya di kalangan Generasi Z, yang menyukai sifatnya yang bebas dari algoritma yang mengganggu serta kontrol penuh bagi pemilik server dalam mengatur komunitas. Berbagai kelompok, mulai dari komunitas belajar hingga penggemar seni, kini memanfaatkan platform ini untuk berinteraksi dan berbagi minat.
Dengan keberadaan Discord, generasi muda berhasil menciptakan ruang yang lebih autentik untuk bertransformasi dan berinteraksi, jauh dari tekanan media sosial yang ada saat ini. Hal ini tentunya membuka peluang luas bagi Discord untuk digunakan dalam konteks yang lebih serius, termasuk politik.
Discord Sebagai Platform Politik di Nepal
Ketika pemerintah Nepal membatasi akses ke berbagai media sosial, Discord muncul sebagai alternatif yang diandalkan oleh para aktivis muda. Kelompok seperti "Hami Nepal" memanfaatkan server Discord sebagai pusat komando mereka, terutama saat mengadakan pemungutan suara online untuk memilih perdana menteri interim. Pemungutan suara ini menghasilkan pemilihan mantan Ketua Mahkamah Agung sebagai pemimpin baru negara.
Peran Discord yang krusial dalam demonstrasi ini menunjukkan bahwa aplikasi ini semakin mendapati tempatnya dalam kegiatan politik. Dengan kemampuannya untuk mengatasi pembatasan komunikasi, banyak yang berpendapat bahwa Discord dapat menjadi model untuk forum politik di negara lain.
Kenaikan penggunaan aplikasi ini dalam konteks politik di Nepal membuka diskusi baru tentang bagaimana platform digital dapat memainkan peran dalam sistem demokrasi. Tidak hanya menjadi alat komunikasi, Discord kini dipandang sebagai solusi bagi kaum muda untuk menyampaikan aspirasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depan mereka.
Akhirnya, keberhasilan pemilihan perdana menteri melalui Discord di Nepal mencerminkan perubahan dinamis dalam cara generasi muda terlibat dalam politik, menggunakan teknologi modern untuk memfasilitasi aspirasi mereka dan memperjuangkan suara mereka dalam masyarakat. Sebuah langkah yang mungkin akan diikuti oleh negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam proses demokrasi.





