4,6 Juta Robot Beroperasi Global, 42% di Antaranya Berada di China

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, saat ini terdapat 4,6 juta robot yang beroperasi di seluruh dunia, menunjukkan tren global dalam adopsi teknologi automasi. Menurut laporan yang dirilis oleh Federasi Robotika Internasional (IFR), China mendominasi pangsa pasar robotika dengan sekitar 2 juta unit atau 43% dari total jumlah tersebut. Hal ini mencerminkan komitmen kuat negara Asia tersebut dalam mengintegrasikan robot ke dalam berbagai sektor industri.

China memang menjadi pusat inovasi dalam bidang robotika. Sepanjang tahun 2024, negara ini menambahkan lebih dari 295.000 robot industri baru, yang menunjukkan peningkatan sebesar 7% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini tidak hanya mencerminkan pertumbuhan industri yang pesat, tetapi juga kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Sementara itu, negara-negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman melaporkan penurunan dalam penggunaan robot industri, masing-masing sebesar -4%, -9%, dan -5%.

Tren Global dan Regional Pemasangan Robot

  1. China: 2 juta robot (43% dari total)
  2. Jepang: Penurunan -4%
  3. Amerika Serikat: Penurunan -9%
  4. Korea Selatan: Penurunan -3%
  5. Jerman: Penurunan -5%
  6. Taiwan: Peningkatan +33% (56.000 robot)

Taiwan menjadi satu-satunya negara yang mencatat pertumbuhan positif yang signifikan dengan peningkatan 33%. Meskipun angka total pemasangan di Taiwan hanya mencapai 56.000 robot dalam satu tahun, pertumbuhan ini menunjukkan adanya pemulihan dan adaptasi yang cepat dalam industri robotika di kawasan tersebut.

Permintaan Robot di Sektor Medis
IFR mencatat bahwa permintaan robot semakin besar di sektor medis. Robot kini tidak hanya digunakan di pabrik, tetapi juga dalam prosedur bedah, rehabilitasi pasien, dan di laboratorium untuk diagnosa dan analisis. Inovasi ini menjadi sangat penting mengingat tuntutan untuk meningkatkan layanan kesehatan yang efektif dan efisien di seluruh dunia.

Robot Humanoid: Masih dalam Pengujian
Sementara itu, perkembangan robot humanoid masih berada dalam tahap pengujian. Meskipun teknologi ini menjanjikan, tidak ada kebutuhan mendesak untuk implementasinya saat ini, karena pengembangannya lebih dipandang sebagai proses pengumpulan data. Hal ini akan menjadi fondasi bagi inovasi robot di masa mendatang.

Berdasarkan data yang tersedia, jelas bahwa adopsi robotika bervariasi tergantung pada konteks ekonomi dan industri masing-masing negara. Meskipun negara-negara di Asia menjadi pelopor dalam pengembangan robot, di negara-negara lain, seperti Jepang dan Amerika Serikat, terlihat adanya penurunan yang mungkin dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan dalam strategi produksi dan fokus pada teknologi baru.

Secara keseluruhan, situasi ini menunjukkan bahwa industri robotika tidak hanya berfokus pada produk dan manufaktur, tetapi juga perlu diperhatikan dalam peningkatan layanan dan teknologi yang dapat mempercepat pertumbuhan sektor-sektor lain, termasuk kesehatan dan otomasi.

Dengan meningkatnya adopsi dan keberadaan robot di berbagai sektor, masa depan terlihat sangat menjanjikan. Namun, tantangan untuk memastikan bahwa teknologi ini diterapkan secara efektif dan berkelanjutan tetap menjadi perhatian bagi banyak negara. Peningkatan robotisasi memerlukan sinergi antara inovasi teknologi dan kebijakan yang mendukung untuk menciptakan ekosistem yang sehat bagi perkembangan industri ini.

Src: https://tekno.sindonews.com/read/1626219/123/46-juta-robot-beroperasi-di-seluruh-dunia-42-di-china-1759108196?showpage=all

Berita Terkait

Back to top button